Kamis, 08 November 2018

MAKALAH TEORI-TEORI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 3
A.    Latar Belakang Masalah................................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................... 3
C.     Tujuan............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 4
A.    Pengertian perkembangan............................................................................................... 4
B.     Teori-teori perkembangan anak...................................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 12
A.    Kesimpulan..................................................................................................................... 12
B.     Saran............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
                    



                                          









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu manusia (makhluk hidup) mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam fisik atau psikologisnya. Dimana dalam kehidupan sehari-hari perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan, sedangkan pada yang lainnya (non fisik) dinamakan perkembangan psikologis.
Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia (binatang) diantara konsepsi (pembuahan) dan mati.  Dimana dalam makalah ini sedikit banyak akan dibahas mengenai teori-teori psikologi perkembangan anak tersebut. Sehingga dengan dibahasnya teori-teori tersebut dapat membantu orangtua atau guru dalam memahami tingkah laku dan mendidik anak-anaknya.
Sehinnga ketika besok kita sudah menjadi guru atau orang tua tidak salah dalam mendidik atau menanggapai tingkah laku anak didik atau anak kita sendiri. Karena banyak kasus yang salah dalam pengambilan tindakan yang dilakukan guru atau orangtua terhadap anak didiknya atau anaknya sendiri. Yaitu salah dalam hal memahami keinginan atau tindakan “super” (anak berkebutuhan khusus) dari peserta didik atau anak kita sendiri.
Sehinnga disuatu kesempatan kita tidak menghambat langkah dari anak-anak tersebut. Yaitu ketika anak sudah pintar berlari kita malah baru mengajarinya berjalan, dan ketika para anak-anak sudah dapat terbang kita sebagai guru atau orang tua malah baru mengajarinya berlari. Berdasarkan latar belakang diatas, amak penulis tertarik menjelaskan tentang Teori-Teori Perkembangan Anak Usia Dini ”.

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah ini yang timbul dari latar belakang poin di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah bagaimana teori-teori perkembangan itu dan impilkasinya.

C.    Tujuan
Adapun tujuan yang akan di dapat dalam penyusunan makalah ini adalah :
1.      Memahami pengertian perkembangan  anak usia dini
2.      Mengetahui dan memahami bagaimana teori-teori perkembangan dan implikasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian perkembangan
pengertian perkembangan yaitu Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal,Proses transmisi dari konstitusi fisik yang herediter/turun-temurun dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saat saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (warner, 1969).
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material. Melainkan pada segi fungsional.
Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dana berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Yusuf (2001:15).
Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat perbedaan di dalam memahami apa yang termasuk dalam perkembangan dan mengenai cara perkembangan berlangsung. Namun terdapat beberapa prinsip umum yang didukung hampir semua ahli, yaitu :
1.      Manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda
Dalam kelas anda akan memiliki seluruh benangan contoh mengenai tingkat perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebih besar, terkoordinasi lebih baik, atau lebih dewasa dibannding dengan yabg lainnya.
2.      Perkembangan relatif runtut
Orang cenderung mengembangkan kemampuan tertantu sebelum kemampuan yang lain.
3.      Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi di dalam perkembangan manusia membutuhkan waktu, dan perkembangan itu berjalan relatif sangat lambat dan tidak setiap hari berlangsung.
B.     Teori-teori perkembangan
Suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Menurut Buhler (1893-1974) mengatakan bahwa ada lima tingkat perkembangan psikis seseorang yaitu:
1.      Permulaan
2.      Penanjakan
3.      Puncak masa hidup
4.      Penurunan
5.      Akhir kehidupan
Beberapa teori yang berhubungan dengan perkembangan adalah:
1.      Teori  yang berorientasi biologis (Nativisme)
Tokoh utamanya adalah Shopenhauer. Teori ini mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami (kodrat). Dan pembawaan inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan anak. Dengan demikan maka pendidikan bagi anak akan sia-sia, dan tidak perlu lagi dihiraukan.
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.
Tokoh utama (pelopor) aliran nativisme adalah Arthur Schopenhaur (Jerman 1788-1860). Tokoh lain seperti J.J. Rousseau seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Kedua tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia. Meskipun dalam keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang dapat memengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan.
Teori  ini menitikberatkan pada apa yang disebut bakat, jadi factor keturunan dan konstitusi yang dibawa sejak lahir. Perkembangan anak dilihat sebagai pertumbuhan dan pemasakan organism. Perkembangan bersifat endogen, artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran pre-disposisi yang telah ditentukan secara biologis dan tidak dapat berubah lagi (genotype). Dalam hal ini maka perkembangan merupakan suatu proses yang spontan, yang oleh Peaget (1971) disebut sebagai kelanjutan genesa-embryo.
Kelemahan teori ini Nampak dalam penelitian anak-anak kembar. Anak kembar yang identik (satu telur) yang dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, mengalami proses perkembangan yang berbeda pula. Perbedaan dalam perkembangan dua anak tadi tidak dapat diterangkan sebagai reaksi mereka terhadap banyak sedikitnya kehamgatan yang diterima, atau melulu karena banyak sedikitnya pendidikan formal yang yang dialami. Anak bukan merupakna makhluk reaktif belaka, melainkan ia juga secara aktif mencari dan menemukan kesempatan sendiri untuk mengembangkan pribadinya.
Kelemahan teori yang berorientasi biologis itu juga kita jumpai pada waktu anak dalam suatu kondisi tertentu mampu melaksanakan tingkah laku operasi, yaitu melakukan tingkah laku intelektual pada waktu yang levih awal dari pada stadium perkembangannya.
2.      Teori lingkungan
Dalam kelompok teori lingkunagn termasuk teori belajar dan teori sosialisasi yang bersifat sosiologis. Teori-teori belajar mempunyai sifat yang berlainan. Persamaan yang ada diantara berbagai teori belajar itu ialah bahwa mereka semua memandang belajar sebagai suatu  bentuk perubahan dalam disposisi seseorang yang bersifat relative tetap, sedangkan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh pertumbuhan.
Menurut teori ini maka perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Berjalan harus dipelajari, bergaul dengan oranglain juga harus dipelajari, begitu juga dengan berpikir logis. Ketiga hal ini membutuhkan cara belajar yang berlain-lain. Belajar berjalan adalah cara belajar sensori-motorik, belajar bergaul termasuk belajar sosial dan berpikir logis juga termasuk belajar koqnitif. 
Teori ini beranggapan bahwa sesudah tahun pertama, potensi untuk melakukan tingkah laku yang lebih tinggi tidak tergantung dari pada perubahan spontan dari struktur organism, melainkan tergantung dari apa yang kita pelajari dengan teknik-teknik yang tepat. Jadi bila anak hidup dalam suatu lingkungan tertentu, maka anak tadi akan memperlihatkan pola tingkah laku yang khas lingkungannya tadi. Telah banyak diketahui bahwa misalnya perkembangan bahasa, begitu juga keberhasilan disekolah mempunyai sifat-sifat yang khas lingkungan.
3.      Teori psikodinamika/psikososial
Eric Erikson merupakan penganut teori psikodinamika atau psikosialis dari Freud. Erikson menerima dasar-dasar orientasi umum dari Freud, namun menambahkan dasar dasri orientasi teorinya mengenai tahapan perkembangan psikososial. secara umum, Tahapan perkembangan psikosoial ini menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia. Masing-masing tahap terdiri dari tugas yang khas yang menghadapkan individu pada suatu permasalahan atau krisis bilamana tidak dapat melampaui denagn baik. Semakin individu tersebut mampu melampaui krisis, maka akan semakin sehat perkembangannya.
Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori belajar dalam hal pandangan akan pentingnya pengaruh lingkungan, termasuk lingkunagn primer, terhadap perkembangan. Perbedaanya ialah bahwa teori psikodinamika memandang komponen yang bersifat sosio-afektif sangat fundamental dalam kepribadian dan perkembangan seseorang. Menurut teori ini,  maka komponen yang bersifat sosio-afektif, yaitu ketegangan yang ada dalam diri sseorang sebagai penentu dinamikanya.
Menurut salah satu teori psikodinamika terkenal, yaitu teori Freud, maka sorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan biologis, yaitu libido dan nafsu mati. Kekuatan atau energy ini “menguasai” semua  orang atau semua benda yang berarti bagi anak, melalui proses yang oleh Freud disebut kathexis. Kathexis berarti konsentrasi energy psikis terhadap suatu objek atau suatu ide yang spesifik.
Teori perkembangan yang berorientasi psikodinamika tidak lagi mengakui pendapat yang dulu dianut secara umum, bahwa perkembangan fungsi seksual baru dimulai bersamaan dengan pertumbuhan organ kelamin pada masa remaja.
Teori perkembangan yang berorientasi psikodinamika mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat diuji secara empiris (Eysenck, 1959; De Waele, 1961). Teori tersebut menitikberatkan akan perkembangan sosio-afektif. Bial dalam teori ini seksualitas menduduki tempat yang utama, perlu diketahui juga bahwa libido dan agresi (sebagai pernyataan nafsu mati) selalu berjalan bersama-sama. Jadi kalau misalnya seksualitas ditekan karena norma pendidkan orang tua, maka agresi ikut ditekan juga. Hal ini mempunyai pengaruh yang menentukan bagi perkembangan kepribadian anak.
4.      Teori ilmu kerohanian
Tokoh yang paling utama dalam teori ini adalah Eduard Sparange (1882-1962). Titik berat pandangannya adalah pada kekhususan psikis indvidu. Sesua dengan pendapat Dilthey (1833-1911) Sparange mengemukakan bahwa gejala psikis seseorang sulit diterangkan dalam halnya menerangkan gejala fisik..
Gejala psikis hanya dapat kita “mengerti” yaitu ketika kita mengerti dari arti yang ada dalam keseluruhannya. Apa yang diartikan “mengerti” disini bukan merupakan proses rasional saja, melainkan suatu kemampuan untuk dapat merasakan suatu situasi tertentu.
Gejala dimengerti dari keseluruhan strukturnya, begitu pula gejala perkembangan dimengerti dengan cara seperti itu. Misalnya pemaksaan seksual adala suatu gejala fisiologis, tetapi remaja memberikan arti dalam keseluuhan struktur psikologisnya. Dalam hal itu sikap dapat merasakan dan simpati terhadap person pasangannya memegang peranan yang penting.
Penundaan pemuasan seks hingga sesudah masa remaja, menurut Sparanger, adalah suatu hal yang berarti, baru pada usia dewasa “sexus“ (nafsu seks) dan” eros” (rasa kasih yang mempunyai hakikat etis) dapat bersatu.
Menurut Sparanger pengintegrasian Sexos dan Eros serta berbagai nilai hidup dalam suatu system nilai pribadi bersamaan dengan penemuan diri dan pembentukan suatu rencana hidup yang pribadi adalah inti perkembangan seseorang.
5.      Teori interaksionalisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar melainkan ditentukan interaksi budaya.
Pengaruh yang datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya, serta dari penanaman nilai-nilai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai suatu stadium yang disebut Ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi pada diri anak.
Teoretikus terkenal dalam interaksionalisme adalah Piaget (1947). Piaget hanya mementingkan perkembangan intelektual dan perkembangan moral yang berhubungan dengan itu. Disini moral dipandang sebagai berhubungan dengan intelektual anak. Inti pengertian teori piaget adalah bahwa perkembangan harus dpandang sebagai kelanjutan genesa-embrio. Perkembangan tersebut berjalan melalui berbagai stadium dan membawa anak ke dalam berfungsi dan tingkatan struktur yang lebih tinggi.
Terlaksananya perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu:
a.       Factor pemasakan yang  memungkinkan dilakukan aktivitas seseorang.
b.      Pengaruh yang datang dari pengalaman dan transmisi sosial.
Isilah interaksionalisme menunjuk pada pengertian interaksi, yaitu pengaruh timbal balik. Disini dimaksudkan tidak hanya mempengaruhi antara bakat (pembawaan dan konstitusi) dan lingkungan, antar pemasakan dan belajar, meladinkan juga interaksi antara pribadi dan  dan dunia luar. Interaksi  tadi mengandung arti bahwa orang dengan mengadakan reaksi dan aksi ikut memberikan petunjuk pada dunia luar.
6.      Teori konvergensi
Teori ini penganjur utamanya adalah Williams Stern. ungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak libih banyak ditentukan oleh dua factor yang saling menopang, yakni factor bakat dan factor pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seola-olah memadu, bertemu dalam satu titik. Munawar sholeh (2005: 20-23).
7.      Teori rekapitulasi
Rekapitulasi berarti ulangan, yang dimaksudkan disini d\adalah bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia. Pernyataan terkenal dari teori ini adalah Anogenesa Recapitulatie Philogenesa (perkembangan satu jenis makhluk adalah mengulangi perkembangan seluruhnya).
8.      Teori kemungkinan berkembang
Teori ini berlandaskan alasan-alasan:
a.       Anak adalah makhluk manusia yang hidup.
b.      Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan perlindungan.
c.       Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif dan aktif.
Yang menyampaikan teori ini adalah Dr. M.J Langeveld salah seorang ilmuan dari belanda.
9.      Teori psikoanalisis
Teori Psikoanalitis dari Freud menekankan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak awal dan motivasi dibawah sadar dalam mempengaruhi perilaku. Freud berpikir bahwa dorongan seks dan instink dan dorongan agresif adalah penentu utama dari perilaku, atau bahwa orang bekerja menurut prinsip kesenanganTeorinya menyatakan bahwa kepribadian tersusun dari tiga komponen, yaitu: id, ego dan superego.
 Id, merupakan aspek biologis kepribadian karena berisikan unsur-unsur bilogis, termasuk di dalamnya dorongan-dorongan dan impuls-impuls instinktif yang lebih dasar.  Ego,merupakan aspek psikologis kepribadian karena timbul dari kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan instinktif organisme dengan keadaan lingkungan. Superego, adalah aspek sosiologis kepribadian karena merupakan wakil nilai-niali tradisional dan cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orangtua kepada anak-anaknya melalui berbagai perintah dan larangan. Perhatian utama superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
Sedangkan dalam perkembangan psikoseksual anak sendiri Freud mengemukakan bahwasannya, perkembangan anak dibagi dalam beberapa tahap atau fase, yaitu:
a.       Fase oral (0-11 bulan)
Selama masa bayi, sumber kesenangan anak berpusat pada aktifitas oral : mengisap, mengigit, mengunyah, dan mengucap serta  ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah  yang diperoleh pada tahap ini  adalah menyapih dan makan.
b.      Fase anal (1-3 tahun)
Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya sendiri,sangat egoistik, mulai   mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginanya. Untuk itu  toilet training adalah waktu yang tepat  dilakukan dalam periode ini. Masalah yang yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah bersifat obsesif (gangguan pikiran) dan bersifat impulsif yaitu dorongan membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.
c.       Fase phalik/oedipal ( 3-6 tahun )
Kehidupan anak berpusat  pada genetalia dan area tubuh yang sensitif.   Anak mulai suka pada lain jenis. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin. Anak  mulai memahami identitas gender ( anak sering meniru ibu atau bapak dalam berpakaian).
d.      Fase laten (6-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak akan menggunakan energi fisik dan psikologis untuk mengeksplorasi  pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun sosialnya. Pada awal fase laten ,anak perempuan lebih menyukai teman dengan jeni skelamin yang sama, demikian juga sebaliknya. Pertanyaan anak semakin banyak, mengarah pada sistem reproduksi (Ortu harus bijaksana dan merespon). Oleh karena itu apabila ada anak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaiknya ortu waspada ( Peran ibu dan bapak sangat penting dlm melakukan pendekatan dengan anak).
e.       Fase genital (12-18 tahun) 
 Kepuasan anak akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai garis besar dari makalah ini, yaitu bahwasannya terdapat berbagai macam mengenai teori perkembangan anak, diantaranya yaitu:
Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam per-kembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.
Teori Konvergensi berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya.








DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Bahruddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : Ar Ruz Media.
Monks. 1982. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University  Press.
Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. 1993.  Psikologi Pendidikan. Yogyakarta :  Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri.
Woolfolk, Anita E dan Nicolich, Lorraine Mc Cune. 2004. Mengembangkan Kepribadian & Kecerdasan Anak-anak (Psikologi Pembelajaran I). Jakarta : Inisiasi Press.
Soemantri Patmonodewo. 2003. Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

TAKSONOMI BERPIKIR

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta yang telah menerangi hambanya yang takwa de...