Kamis, 08 November 2018

MAKALAH Program Kegiatan PAUD Terintegrasi


DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................... 1
Daftar isi.......................................................................................................................................... 2
BAB I  : Pendahuluan..................................................................................................................... 3
A.    Latar Belakang............................................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
C.     Tujuan Pembahasan...................................................................................................... 3
Bab II  : Pembahasan...................................................................................................................... 4
A.    Pengertian Terintegrasi dalam PAUD.......................................................................... 4
B.     Tujuan Program Kegiatan PAUD................................................................................ 5
C.     Rancangan Program Pendidikan Usia Prasekolah PAUD........................................... 5
D.    Prinsip-prinsip Pengelolaan PAUD.............................................................................. 6
BAB III : Penutup.......................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka




















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam membentuk Pendidikan Anak Usia Dini yang integratif maka dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan dari PAUD integratif ini bisa tercapai yaitu mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria dan memiliki akhlak yang mulia.
PAUD integratif saat ini, merupakan solusi pembelajaran yang efektif agar pengembangan anak usia dini bisa berjalan dengan maksimal. Saling pengertian dan kerjasama yang baik antara pihak sekolah, pihak keluarga/wali murid dan pihak pemerintah harus terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran PAUD integratif bisa diraih.
Berangkat dari hal tersebut, maka bagaimanakan seharusnya program kegiatan PAUD itu sendiri dijalankan sehingga menjadi program yang terintegrasi secara baik, dan menjadi pembahasan kita bersama.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian terintegrasi dalam PAUD?
2.      Apa tujuan program kegiatan PAUD?
3.      Bagaimana rancangan program pendidikan usia prasekolah PAUD?
4.      Apa prinsip-prinsip pengelolan PAUD?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Memahami pengertian terintegrasi dalam PAUD.
2.      Memahami tujuan program kegiatan PAUD.
3.      Memahami rancangan program pendidikan usia prasekolah PAUD.
4.      Memahami prinsip-prinsip pengelolan PAUD.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN TERINTEGRASI DALAM PAUD
Terintegrasi yaitu sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Atau pembelajaran yang memadukan, menyatukan, atau menggabungkan dua tema/pelajaran atau beberapa tema/pelajaran.
Dalam kurikulum ini anak mendapatkan pengalaman luas, karena antara satu mata pelajaran yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu-kesatuan yang utuh atau bulat. Adapun pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran islam itu sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Maka pokok-pokok yang harus diberikan kepada anak pun sedikitnya harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.
1.     Pendidikan akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun islam yang lima, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dengan non islam. Lamanya waktu dakwah Rasulullah dalam rangka mengajak umat agar bersedia mentauhidkan Allah menunujukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan akidah islamiah bagi setiap ummat muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi leh akidah yang benar.
2.     Pendidikan ibadah
Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka menjadi insan yang benar-benar taqwa, yakni insan yang taat melaksanakan perintah agama dan taat pula dalam menjauhi segala larangannya. Ibadah sebagai realisasi dari akhlak islamiyah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh anak.
3.     Pendidikan akhlak
Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah islamiah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Dalam al-Qur’an sendiri banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya akhlak bagi setiap
hamba Allah yang beriman.maka dalam rangka mendidik akhlak anak-anak, selain diberikan keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana menghormati dan seterusnya. Karena pendidikan akhlak sangat penting sekali, bahkan Rasul sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, maka agar lebih jelas dibahas dalam bab sendiri.
Dengan demikian dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak dan memenuhi karakteristik anak merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan-dukungan kepada anak. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan untuk kurikulum yang sistematis.


B.       TUJUAN PROGRAM KEGIATAN PAUD
Salah satu tujuan dari PAUD integratif tercantum dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 60 Tahun 2013, yang berbunyi :
1.      Terselenggaranya layanan pengembangan anak usia dini integratif menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
2.      Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur.
3.      Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada.
4.      Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah, dan
5.      Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya Pengembangan Anak Usia Dini Integratif.
Sedangkan Prinsip PAUD integratif yaitu :
1.      Bersifat menyeluruh dan berintegrasi
2.      Berkesinambungan dan konsisten
3.      Tidak ada diskriminasi dalam memberikan pelayanan
4.      Pelayanan yang tersedia, mudah terjangkau dan dapat diterima oleh masyarakat
5.      Peran dari masyarakat
6.      Berdasarkan budaya yang bersifat konstruktif
7.      Good Governance (Pemerintahann yang baik)




C.      RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN USIA PRASEKOLAH PAUD
Salah satu fungsi program PAUD adalah untuk memperkenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan prilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan ketrampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Adapun tujuannya untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar, lalu bagaimana kemudian merancang program pendidikan usia prasekolah?
Untuk merancang program pendidikan usia prasekolah PAUD setidaknya kita mendasarkan pada tiga aspek, yakni : Kegiatan-kegiatan pada program pembelajaran, program bimbingan PAUD dan kegiatan pada bentuk-bentuk PAUD terintegrasi.
1.    Program pembelajaran PAUD
Ø  Keteladanan dalam kehidupan anak
Keteladanan dalam kehidupan anak, dalam hal ini pemberi teladan kepada anak-anak adalah guru-guru dan orang tua. Keteladanan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada omelan atau nasihat. Jika prilaku orang tua atau guru berbeda atau bertolak belakang dengan nasihat-nasihatnya, niscaya kegiatan belajar-mengajar itu gagal.
Diantara berbagai hal yang perlu diperhatikan seorang guru dalam mencerminkan keteladanan kepada anak didiknya adalah:
a.     Seorang guru harus menjauhkan diri dri sikap dusta agar anak-anak tidak belajar berdusta
b.     Seorang guru tidak boleh memanjangkan kukunya, agar anak-anak tidak meniru memanjangkan kukunya
c.     Seorang guru harus menjaga bersih giginya, agar anak-anak pun senantiasa mementingkan kebersihan giginya
d.    Seorang guru tidak boleh membuang sampah sembarangan
e.     Bagaimanapun marahnya, seorang guru tidak boleh mengeluarkan kata-kata kasar dan umpatan agar anak-anak tidak menirunya
f.      Seorang guru harus berusaha menghindarkan diri dari berdandan yang berlebihan atau mengecat kukunya agar tidak menghilangkan kemurnian anak-anak
g.     Guru-guru harus berusaha menghindari obrolan-obrolan berlebihan terhadap mereka agar anak-anak tidak terlantarkan
h.     Seorang guru harus memilki sikap toleran terhadap anak yang melakukan kesalahan dan menasihatinya dengan bahasa yang lembut tanpa bermaksud memanjakan, agar anak-anak terbiasa memafkan kesalahan dan berlaku santun terhadap orang lain.
Dari gambaran diatas jelaslah bahwa pengendalian diri seorang guru didepan anak-anak lebih penting daripada kemampuannya mengajarkan aritmetika atau bahasa asing
Ø   Kegiatan memotivasi anak
a.    Kegiatan harian awal
ü  Seorang ibu guru harus berupaya menyambut dan menghadapi anak-anak setiap hari dengan wajah cerah serta berusaha menyebarkan suasana kasih dan bahagia walaupun berbagai masalah rumah menumpuk
ü  Dengan rasa cinta, seorang ibu guru harus mampu membiasakan salam kehormatan islam “ Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh” sebagai pengganti “selamat pagi” kepada anak-anak, dan lebih baik lagi sambil mencium mereka.
ü  Ketika akan memulai pelajaran harian, seorang ibu guru harus memeriksa sirkulasi udara (Eventilasi), pencahayaan, kebersihan lantai, kursi, papan tulis, dan sarana ruang kelas lainnya.
ü  Jika ada anak yang belum sarapan pagi, seorang ibu guru harus memperbolehkan dia makan dahulu sambil tetap menekankan bahwa sarapan pagi sangat perlu, terutama untuk konsentrasi belajar
ü  Seorang ibu guru harus senantiasa memeriksa daftar hadir dn jika ada anak yang sakit dia harus berinisiatif menengoknya
ü  Seorang ibu guru harus menyempatkan memeriksa penampilan anak-anak, misalnya saja dalam hal rambut, terutama anak perempuan, kuku, gigi, hidung, telinga, pakaian, sepatu, kaos kaki dan sapu tangan.demikian juga dengan kesehatan badan, anak yang sakit harus dipisahkan dengan anak yang sehat. Kesehatan mata pun harus diperhatikan agar kerusakan mata anak-anak dapat diobati sejak dini. Penggunaan pakaian seragam pun diperlukan, dan bagi anak yang kurang mampu, bisa saja pihak TK memberikan bantuan.
b.   Olah raga pagi
Melalui olah raga pagi kita dapat memupuk kegesitan, kegembiraan, dan keceriaan anak sehingga mereka merasa bahwa kegiatan sekolah bukan kegiatan yang mengungkung kebebasan mereka. Olah raga cukup dilakukan seperempat jam. Bisa saja anak-anak diajak mniru burung-burung terbang, berjalan teratur, atau olahraga lain yang menggunakan alat.
c.    Menghapal Al;Qur’an Karim
Setelah memotivasi kegesitan dan keceriaan kepada anak-anak, sebaiknya seorang guru mengajak anak didiknya membaca dan meghapal Al-Qur’an melalui langkah-langkah berikut  ini:
ü  Membiasakan melalui pelajaran dengan membaca Al-Qur’an karena pada awal waktu anak-anak lebih responsif terhadap pelajaran dan siap untuk menghapal Al-Qur’an
ü  Pada awal kegiatan, seorang guru dianjurkan mengajarkan wudhu kepada anak-anak. Guru pun harus memperhatikan beberapa adab membaca Al-Qur’an, termasuk diantaranya menghadap qiblat, membaca ta’awudz, serta perbuatan terpuji seperti menyedekapkan tangan diatas meja, tegak, dan melepaskan apa
ü  Seorang guru dianjurkan mempelajari metode praktis dan efesien dalam menghapal Al-Qur’an, diantaranya, memulai dengan menghapalkan surat-surat pendidk yang disertai dengan peneritaan kisah dan hikmah yang terkandung dalam surat tersebut melalui gaya naratif yang memesonakan anak-anak; atau juga bisa melalui kisah-kisah dalam cerita bergambar. Dengan begitu, makna surat itu akan terpatri dalam jiwa anak-anak. Sebagian surat-surat pendek memilki kisah-kisah yang menarik. Misalnya saja surat Al-Alaq mengisahkan turunnya wahyu digua hira’, Al-Fiil mengisahkan tentara gajah, Quraisy mengisahkan kehidupan kaum Quraisy, dan sebagainya.
ü  Seorang guru dianjurkan membaca A;-qur’an dengan jelas dan berulang-ulang agar anak-anak segera menghapal dan memahami maknanya secara umum atau bisa saja menjelaskan setiap kata dan setiap ayat secara terbatas
ü  Ada sejumlah pihak yang meragukan kemampuan menghapal Al-Qur’an bagi anak-anak usia balita. Mereka pun sangat terheran-heran jika ada anak yang seusia itu sudah hapal beberapa patah kata bahasa prancis dan inggris
ü  Surat-surat pendek sebaiknya dimulai dari surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, al-Kafirun, dan seterusnya
ü  Jika TK itu memiliki beberapa kelas, sebaiknya disediakan kelas khusus untuk anak-anak berbakat dan cerdas. Cara seperti itu sangat mendukung penggalian potensi dalam menghapal Al-Qur’an, hadist atau nyanyian islami
ü  Guru yang akan mengajarkan surat-surat pendek harus memilki kemampuan hapalan dan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar agar pada gilirannya anak-anak akan membaca dan menghapal dengan baik dan benar pula
ü  Sebaiknya, waktu pelajaran Al-Qur’an tidak lebih satu jam setiap harinya
ü  Agar anak-anak termotivasi untuk menghapal Al-Qur’an, seorang guru dianjurkan memberikan hadiah seperti tepuk tangan, coklat, atau mainan. Seorang guru pun mampu mengingatkan atau menasihati anak yang mempermainkan Al-Qur’an.
d.   Bermain dan berekreasi
Bagi anak-anak, bermain merupakan kebutuhan yang sangat penting dan berpegaruh pada aspek fisik dan psikologis sehingga berpengaruh juga pada tinggi rendahnya prestasi anak-anak. Karena itu, setiap TK harus menyediakan waktu dan sarana yang memadai untuk bermain dan berkreasi. Bisa saja, dalam sehari, seperempat dari seluruh pelajaran TK dikesediakan untuk kegiatan tersebut.
·         Manfaat bermain bagi anak-anak
ü  Masa kanak-kanak merupakan masa perkembangan sarat potensi dan dinamika. Lewat bermain, tensi dan dinamika itu dapat disempurnakan lewat berlari, misalnya, otot dan tulang menjalin hubungan yang harmonis sehingga mereka tumbuh gesit dan ceria. Dengan demikian bermain merupakan sarana mencurahkan potensi.
ü  Ketika bermain, langsung atau tidak, anak-anak dapat mengungkapkan masalah atau merefleksikan suasana emosional kepada seluruh anggota keluarga sehingga anak-anak terbuka dan mudah dipahami. Hal itu dapat memudahkan pembentukan psikologis dan kepribadian.
ü  Bagi anak yang menderita gangguan psikologis atau bermasalah, bermain salah satu obat penyembuh penyakit tersebut. Bermain pun dapat memberikan bekal dan persiapan kepada anak-anak agar jika besar nanti, mereka siap memikul tanggung jawab.
·         Anjuran untuk orang tua dan pendidik
ü  Orang tua atau pendidik dianjurkan menyediakan berbagai bentuk dan warna sarana bermain untuk anak-anak yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan orang tua atau TK.
ü  Orang tua atau pendidik dianjurkan memotivasi anak untuk bermain, bahkkan sewaktu-waktu menemani anak-anak bermain.
·         Jenis-jenis permainannya
ü  Permainan bebas
ü  Permainan imajinatif
ü  Permainan konstruktif
ü  Permainan kolektif
Ø  Program pelajaran bulanan
Dalam proses ini setiap TK harus memiliki program pelajaran bulanan yang disiapkan oleh bagian administrasi TK kemudian diberikan guru yang bersangkutan, jika para guru mengadakan ujian bulanan, bagian administrasi harus menagih laporan dagi guru yang brsangkutan. Misalnya saja, jika kurikulum TK menetapkan bahwa dalam program bulanan masa menghapal sebuah surat pendek atau mengajarkan huruf dan angka tidak lebih dari tiga hari.
2.     Program bimbingan PAUD
Berikut bimbingan yang berkenaan dengan pembinaan mental dan kesehatan anak, yaitu :
a.       Panggilah anak dengan nama-nama yang baik. Jika ada yang namanya buruk dan tidak islami, panggilah dia dengan nama yang bagus dan islami. Janganlah orang dewasa menghina nama anak yang buruk sehingga anak-anak lain akan meniru dan mengolok-olok serta menimbulkan kedengkian dan berbagai penyakit hati. Dewasa ini banyak yang memanggil anak-anak dengan sebutan yang mencerminkan kepandiran dan kehinaan, misalnya memanggil anak-anak dengan sebutan “jangkrik” atau “tikus”. Padahal dari abi darda, Rasulullah SAW, pernah bersabda: sesungguhnya pada hari kiamat kamu akan dipanggil dengan namamu dan nama bapakmu. Maka, baguskanlah namamu.
b.      Aturlah jadwal kegiatan anak, misalnya, dalam hal makan, tidur, buang air, atau kegiatan lainnya, terutama untuk anak usia tiga tahun pertama. Jika anak cepat merasa lapar, misalnya kurang dari tiga jam sekali, si anak perlu dibawa ke dokter, siapa tahu anak kita menderita cacingan.
c.       Aturlah jadwal makan anak-anak sesuai dengan perbedaan usia misalnya saja, anak-anak yang berusia 3-6 tahun memerlukan sekitar empat kali makan dalam seharinya dengan jarak setiap makan minimal empat jam.
d.      Jumlah jam tidur pun berbeda sejalan dengan perbedaan usia. Anak-anak yang baru lahir, misalnya, dia memerlukan waktu sekitar 15 jam untuk tidur. Jumlah tersebut berkurang hingga menjadi 12 jam ketika usia anak menginjak 2 tahun, dan menjadi sekitar 10 jam keika anaka-anak menginjak usia 3 hingga 6 tahun.
3.    Kegiatan pada bentuk-bentuk PAUD terintegrasi
Dalam kurikulum ini anak mendapatkan pengalaman luas, karena antara satu mata pelajaran yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu-kesatuan yang utuh atau bulat. Untuk guru sendiri, kurikulum model ini lebih sulit dirancang. Adapun pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran islam itu sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompkan menjadi tiga, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Maka pokok-pokok yang harus diberikan kepada pun sedikitnya harus meliputi pendidikan ajidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.
a.       Pendidikan akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun islam yang lima, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dengan non islam. Lamanya waktu dakwah Rasulullah dalam rangka mengajak ummat agar bersedia mentauhidkan Allah menunujukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan akidah islamiah bagi setiap ummat muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi leh akidah yang benar.
b.      Pendidikan ibadah
Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka menjadi insan yang benar-benar taqwa, yakni insan yang taat melaksanakan perintah agama dan taat pula dalam menjauhi segala larangannya. Ibadah sebagai realisasi dari akhlak islamiyyah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh anak.
c.       Pendidikan akhlak
Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah islamiah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Dalam al-Qur’an sendiri banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman.maka dalam rangka mendidik akhlak anak-anak, selain diberikan keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana menghormati dan seterusnya.
Dengan demikian dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak dan memenuhi karakteristik anak merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan-dukungan kepada anak. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan untuk kurikulum yang sistematis.



D.      PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN PAUD
Prinsip pengelolaan pembelajaran merupakan suatu keterkaitan kemampuan dan keterampilan hubungan kemanusiaan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, yang meliputi :
1.    Bersifat holistik dan integratif yakni menggabungkan antara pemenuhan kebutuhan perkembangan dan kebutuhan pertumbuhan. Dengan kata lain, Lembaga PAUD memberikan asupan gizi dan layanan kesehatan rangsangan psikososial yang sesuai tahap perkembangan anak.
2.    Keamanan dan kesehatan yakni lembaga PAUD harus menghindari segala bentuk gangguan fisik dalam bentuk penyakit maupun kecelakaan dari lingkungan
3.    Kenyamanan yakni lingkungan yang nyaman terbangun apabila hubungan di dalamnya didasari oleh kasih saying, saling menghargai, menerima, membangun konskuensi dan konsisten.
4.    Sesuai dengan kebutuhan perkembangan yakni segala sesuatu yang dikembangkan oleh lembaga harus sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Kesesuaian dengan kebutuhan anak masyarakat dipahami tahapan perkembangan anak oleh pengelola PAUD.
Selain itu, prinsip pengelolaan menurut Bafadal (2004: 34) meliputi :
a.    Pembagian tugas (job description), yaitu menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
b.    Otoritas dan tanggung jawab merupakan kewenangan dan tanggung jawab antara penyelenggara dan masyarakat.
c.    Disiplin, dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan proporsional dan profesional.
d.   Penghargaan dan sanksi, merupakan motivasi dan pengendalian dalam melakukan pekerjaan secara lebih profesional.
e.    Inisiatif, kemampuan yang dimiliki oleh seluruh pihak baik tindakan maupun ide/gagasan dalam penyelenggaraan program.
f.     Fleksibilitas, artinya lentur dengan kondisi lingkungan, sasaran (kebutuhan belajar, waktu dan tempat, biaya), dan Guru (pendidik), misalnya antara lain dapat dilihat dari penyelenggaraannya yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar, kondisi dan situasi belajar setempat. Penyelenggaraan pembelajaran tidak harus sepenuhnya disampaikan secara tatap muka secara rutin di ruang kelas seperti sekolah formal, tetapi lebih dalam bentuk kegiatan belajar tutorial dan mandiri.



BAB III
PENUTUP

Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar dilingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah antara lain meliputi pendidikan Taman Kanak-kanak, terdapat di jalur sekolah, dan Kelompok Bermain, serta Penitipan Anak di jalur luar sekolah.
Anak pra-sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak-kanak.
Landasan Undang-Undang Pendidikan Prasekolah yaitu terdapat pada Pasal 12 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut pada prinsipnya menetapkan bahwa selain jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah, yang syarat dan tata cara pendirian, bentuk satuan, lama pendidikan serta penyelenggaraannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan Salah satu tujuan dari PAUD integratif tercantum dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No. 60 Tahun 2013.
Adapun bentuk-bentuk kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum yang sifatnya terpisah-pisah, kurikulum yang saling berkaitan, kurikulum yang terintegrasikan. Sedangkan Prinsip PAUD integratif antara lain : Bersifat menyeluruh dan berintegrasi, Berkesinambungan dan konsisten, Tidak ada diskriminasi dalam memberikan pelayanan, Pelayanan yang tersedia, mudah terjangkau dan dapat diterima oleh masyarakat, Peran dari masyarakat, Berdasarkan budaya yang bersifat konstruktif, Good Governance (Pemerintahann yang baik)
Untuk merancang program pendidikan usia prasekolah PAUD setidaknya kita mendasarkan pada tiga aspek, yakni : Kegiatan-kegiatan pada program pembelajaran, program bimbingan PAUD dan kegiatan pada bentuk-bentuk PAUD terintegrasi.





.




DAFTAR PUSTAKA

Coughlin, pamela. A, et al. (1997). Creating Child-centered Classrooms: age year olds. Washington DC: Children Resources International, Inc.
Dombro, Amy Laura (2001). The creative curriculum. Washington DC: Teaching Strategies.
Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Dr. Mansur, M.A., Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Tidak ada komentar:

TAKSONOMI BERPIKIR

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta yang telah menerangi hambanya yang takwa de...