BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Metode eksperimen
sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini karena pada saat ini rasa keingin tahuan anak
sangat tinggi terhadap fenomena alam sekitar dan hubunga sebab – akibat yang di timbulkannya sehingga menjadi metode
ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagia anak usia dini yang tepat dan
efektif untuk mengoptimalisasi potensi anak dalampembentukan pengembangan
perilakun ( moral-agama dan sosial-emosi) dan kemampuan dasar (
fisik,bahasa,kognitif, dan seni ).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian metode eksperimen
2. Tujuan dan manfaat metode
eksperimen
3. Kelebihan dan kelemahan metode
eksperimen
4. Bentuk-bentuk eksperimen
5. Kriteria kegiatan eksperimen
untuk pembelajaran anak usia dini.
6. Prosedur dan langkah-langkah
kegiatan
7. Implikasi metode eksperimen untuk
pengembangan perilaku dan kemampuan
dasar.
8. Penilaian pengembangan perilaku
dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun
melalui metode eksperimen.
C.Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian metode
eksperimen
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat
metode eksperimen
3. Menjelaskan kelebihan dan
kelemahan metode eksperimen
4. Menjelaskan Bentuk-bentuk
eksperimen
5. Menjelaskan kriteria kegiatan
eksperimen untuk pembelajaran anak usia dini.
6. Mejelaskan prosedur dan langkah-langkah
kegiatan
7. Menjelaskan implikasi metode
eksperimen untuk pengembangan perilaku dan
kemampuan dasar.
8. Menjelaskan Penilaian
Pengemabnagan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 tahun Melalui Metode
Eksperimen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Eksperimen
1. Pengertian
Metode Eksperimen
Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
dimlakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan
tersebut.
Menurut Supriati
,metode eksperimen adalah metode mengajar dan melakukan percobaan , lalu
mengamati proses dan hasil percobaan. Kegiatan ini cukup efektif karena dapat
membantu anak menvari/ menemukan jawaban, dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta yang benar. contohnya ,mencapur warna, menimbang berat badan, menanam
biji-bijian.
Menurut Andrian,
metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana pendidik bersama
anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil
percobaan itu.
Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara
pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan
dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akan
melakukan sesuatu.
2. Manfaat Dan Tujuan Metode Eksperimen.
Tujuan
metode eksperimen bagi anak adalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang proses
terjadinya sesuatu.
2. Memberikan pengalaman kepada anak
tentang proses terjadinya sesuatu.
3. Membuktikan tentang kebenaran
sesuatu.
Berikut ini beberapa alasan betapa pentinya ( urgensi ) pembelajaran
dengan metode eksperimen bagi anak-anak.
1. Kemampuan berkomunikasi anak
belum sepenuhnya berkembang.
2. Belajar melalui metode eksperimen
desain untuk membantu anak membangun keterampilannya dengan menggunakan panca
inderanya.
3. Salah satu karakteristik amnak
usia dini adalah kreatif.
Manfaat
yang dapat diraih melalui pembelajaran dengan metode eksperimen akan berdampak
pada seluruh aspek –aspek perkembangan
anak. Aspek perkembangan tersebut , antara lain sebagai berikut :
1.Aspek Intelektual.
Kegiatan eksperimen akan dapat
memuaskan rasa ingin tahu anak, membangun kemampuan berfikir logis , kritis,
analisis dan sintesis.
2. Bahasa
Kegiatan eksperimen akan mendorong
anak untuk mengomunikasikan ide dan pikirannya serta menguraikan hasil
temuanya. Anak juga akan mengenal kosa kata baru, dan dapat menverirakn kembali
tindakan yang telah dilakuakn dengan bahasa mereka sendiri secara sederhana.
3. Fisik Motorik
Dalam kegiatan eksperimen motorik
anak dapat di kembangkan , terutama motorik halus anak.
4. Seni
Dalam kegiatan khusus , mungkin saja
anak berekperimen dengan menghasikan nada yang berbeda dengan berbaga macam
benda, pencampuran warna denag melukis, menari sesuai irama yang di dengar.
Unsur seni dalam berekperimen bersifat incidental tergantung oada jenis
kegiatan yang di uji cobakan.
5. Sosial –Emosional
Dalam kegiatan eksperimen terdapat
kerja sama antar individsi untuk menghasikan sesuatu. Anak di latih sabar menjalani langkah-langkah percobaan dan menunggu hasil dari proses yang telah
dilakukannya.
6. Moral-Agama
Dalam setiap kegiatan eksperimen,
terselip nilai nilai religious berupa kebesaran ciptaan tuhan, yaitu dalam
proses perubahan hasil yang di temukan .
3. Kelemahan Dan Kelebihan
Metode Ekperimen
1. Kelebihan metode eksperimen
a.
Membuat
anak lebih percaya diri atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaanya.
b.
Anak didik
lebih dapat mengembangkan sifat dan menyalurkan rasa ingin tahunya untuk mengadakan studi eksplorasi.
c.
Melalui
metode ini akan terbina manusia yang mendapat mengembangkan inovasi baru
denngan penemuan hasil percobaan yang di harapkan bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
d.
Metode ini
menerapkan prinsip learning by experiencing ( belajar dari pengalaman ) dalam
belajar.
e.
Metode ini
dapat menerapkan prinsip belajar yang mengaktifkan anak secara utuh dimana
keterlibatan proses inquiry dan discovery (penemuan) akan berlaku sepenuhnya
denngan bimbingan sewajarnya dari guru hingga nproses mental , intelektual, dan
emopsional akan berjalan denagn semestinya
yang menghasikan produk pikiran yang konseptualbdengan realistis.
f.
Metode
eksperimen juga bersifat student –centered , artinya yang mengolah bahan/
materi yang di pelajari adlah anak didik sendiri.
g.
Metode ini
mengembangkan sikap berfikir alamiah.
h.
Metode ini
membubuhkan kepercayaan diri anak didik terhadap masalah yang akan dim
pecahkannya.
2. Kelemahan Metode Eksperimen
a.
Alat-alat yang
di perlukan dalam kegiatan eksperimen tidak tersedia dalam jumlah yag cukup
sehingga tidak setiap anak didik memperoleh kesempatan untuk melakukan
eksperimen.
b.
Jika
eksperimen melakukan proses hasil denagn jangka waktu yang lama.
c.
Kebanyakan
metode ini hanya cocok muntuk konsep sains/ ilmu alam dan teknologi.
d.
Metode ini
memerlukan alat, fasilitas dan bahan yang lengkap sehingga jika salah alatnya
kurang maka eksperimen akan berjalan kurang baik atau gagal.
e.
Faktor
keselamatan kerja perlu di perhitungkan dengan matang terutama pada eksperimen
yang menggunakan cairan kimia.
f.
Apabila
pendidik belum cukup penggalaman kemungkinan hasilnya tidak sesuai harapan.
g.
Eksperimen
yang memerlukan waktu panjang, tidak praktis dilaksanakan di sekolah.
4. Bentuk- Bentuk Eksperimen.
Bentuk-bentuk kegiatan eksperimen
dapat di lihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan stuktur
kegiatan
a.Formal
Eksperimen formal
adalah eksperimen yang di rencanakan oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah
mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati.
b. Informal
Pada eksperimen
informal pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Eksperimen
informal tidak di rencanakan dengan ketat oleh
pendidik yang dilakukan oleh anak secara individual .
c. Insidental
Eksperimen
incidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan
menghasilkan sesuatu yang tak terduga.
2. Berdasarkan kombinasi
dengan metode belajar lain.
a. Eksperimen tunggal
Metode eksperimen
tunggal adalah metode yang dalam pelaksanaan nya hanya melibatkan metode
percobaan itu sendiri. Kegiatan ini melibatkan anak untuk melakukan serangkaian
kegiatan denmagn pengamatan guru.
b. Eksperimen terintegrasi dalam
metode pemecahan masalah.
Pada
bentuk ini ,eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah.
Metode ini menciptakan situasi di mana anak di hadapkan pada suatu permasalahan, kemudian memprediksi solusinya
( hipotesis ) dan menguji dugaan nya tersebut dengan percobaan dan merumuskan
hasil berupa solusi yang di perlukan.
c. Eksperimen terintegrasi dalam
metode demontrasi.
Bentuk
ini merangkai metode demontrasi dan eksperimen. hampir semua kegiatan eksperimen
pasti di dahului demontrasi oleh pendidik, Kemudsian anak menirukan atau
mengembangkannya di bawah pengawasan pendidik.
d. Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi.
Bentuk
ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya
( melakukan percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah, metode ini tidak di
awali dengan sesuatu yang dirasakan sebagai masalah. Hanya ingin membuktikan
sesuatu dengan memperkirakan jawabanya.
B.Teknik Pengembangan Dasar Perilaku dan Kemampuan Dasar Untuk Anak
Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Eksperimen
1. Kriteria Kegiatan
Eksperimen Untuk Pembelajaran Anak Usia Dini
1.
Anak harus
dapat menghasilakan suatu fenomena dengan melakukan sendiri.
2.
Anak harus
dapat memvariasikan tindakanya.
3.
Reaksi objek
harus di amati.
4.
Reaksi
objek harus segera.
2. Prosedur Dan Langkah-
Langkah Kegiatan.
Tahap I :
Mempersiapkan eksperimen
Tahap II :
Pelaksanaan eksperimen.
Tahap II :
Mengambil keputusan hasil dari eksperimen.
C. Implikasi dan
Penilaian Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak Usia 3-4
Tahun Melalui Metode Eksperimen
1.Implikasi
Metode Eksperimen Untuk Mengembangkan Perilaku
dan Kemampuan Dasar.
1.Contoh
Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode Demontrasi
a.Contoh Kegiatan.
1.
Kemampuan
yang di harapkan tercapai:
mencoba
menceritakan tentang apa yang terjadi jika benda-benda di dekatkan dengan
magnet.
2.
Sub Tema : Mengenal magnet
3.
Metode/teknik
: Demontrasi eksperimen.
4.
langkah-langkah.
a.
Pendidik
mempersiapkan alat-alat yang di perlukan yaitu magnet, dan bermacam- macam
benda yang akan di pakai dalam percobaan tersebut.
b.
Pendidik
memperkenalkan nama benda yang akan di pakai.
c.
Pendidik
mencoba (demontrasi) mendekat magnet dengan salah satu benda dan anak- anak
mengamati dan menceritakan apa yang terjadi.
d.
Anak-anak
mencoba sendiri mendekatkan magnet dengan benda-benda yang lainya sambil
menceritakan apa yang terjadi.
e.
Pendidik
dan anak-anak menarik kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.
Analisis dampak dan teknik
pengembangan
Ø
Pengembangan
fisik motorik
Ø Pengembangan intelektual
Ø Pengembangan bahasa
Ø Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø Pengembangan sosial emosional.
Ø Pengembangan moral agama.
2. Contoh
Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Tunggal
a.
Kemampuan
yang diharapkan di capai. Mencoba menceritakan apa yang terjadi jika biji di
tanam.
b.
Metode
Teknik
1.Bercerita
2.Tanya jawab
3.Percobaan (Eksperimen)
c. Sarana /Alat.
1.Biji kacang hijau
2. Kapas ,Kaleng bekas tanah.
3. Air dan piring.
d. Langkah- langkag
1.
Pendidik menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan di gunakan.
2.
Pendidik member penjelasan cara menanam biji kacang hijau pada
kapas.
3.Anak
melakukan tugas yang di berikan oleh pendidik.
4.Pendidik
mengawasi sambil membimbing dan membantu anak dalam
menanam biji kacang hijau.
5. Setiap hari
anak dan pendidik mengamati tempat menanam biji kacang
hijau , sekaligus melihat proses
pertumbuhannya lebih selama tiga hari
anak dapat melihat hasil
pertumbuhan biji.
6. Anak menceritakan proses terjadinya biji kacang hijau mulai di
tanam
sampai jadi kecambah.
Analisis dampak dan teknik
pengembangan
Ø
Pengembangan
fisik motorik
Ø Pengembangan intelektual
Ø Pengembangan bahasa
Ø Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø Pengembangan sosial emosional.
Ø Pengembangan moral agama.
3.Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode
Pemecahan Masalah.
Contoh :
Ibu
Sani Menggunakan strategi pemecahan masalah ketika dia menyediakan bahan pada
meja air untuk mendorong anak-anak melakukan percobaan tenggelam dan terapung
.Dia merencanakan secara cermat tentang bahan yang dia sediakan maupun apa yang
akan di katakan serta kegiatan yang akan di lakukan untuk membantu anak-anak
bekerja melalui langkah-langkah kerja ilmiah. Tujuan akhir adalah agar anak
dapat menghasilkan gagasan sendiri tentang hal- hal sebagai berikut.
1.
Apa yang
anak -anak lihat
2.
Mengapa
hal itu terjadi
3.
Sekarang,
apa yang terjadi jika benda yang lain dimasukan ke dalam air?
4.
Hasil
Ramalan.
5.
Hipotesis
Alternatif.
Analisis dampak dan teknik pengembangan
Ø
Pengembangan
fisik motorik
Ø Pengembangan intelektual
Ø Pengembangan bahasa
Ø Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø Pengembangan sosial emosional.
Ø Pengembangan moral agama.
4. Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode
Estimasi
a.
Kemampuan
yang di harapkan tercapai :
Mencoba
memperkirakan ukuran panjang.
b. Kegiatan : mengukur panjang tulng
daun.
c. Metode : eksperimen dan teknik
estimasi.
d. Bahan dan alat : daun papaya, daun
jagung, klip, dan cutton bud,
kertas kerja.
e. Langkah-langkah
Pelaksanaan :
1.
Pendidik
memperlihatkan daun papaya
2.
Pendidik
meminta anak untuk menerka berapa panjang tulang daun bila di ukur dengan klip
kertas / berapa klip kertas yang di perlukan.
3.
Pendidik
membagikan kertas kerja.
4.
Terkaan
anak di tulis dalam kolom
5.
Pendidik
dan anak mengukur panjang tulang daun papaya apabila di ukur dengan cotton bud.
6.
Anak
menuliskan hasil pengukuran di kolom pembuktian.
7.
Anak di
minta menerka berapa panjang tulang daun papaya apabila di ukur dengan cutton
bud.
8.
Anak di
minta menuliskan hasil terkaanya di kolom pembuktian
9.
Anak Dan
pendidik mengukur panjang tulang papaya dengan cutton bud.
10. Anak menuliskan hasil pengukuran di kolom
pembuktian.
11. Langkah –langkah yang sama di ulangi untuk
mengukur daun jagung dengan klip kertas dan cutton bud.
Analisis dampak dan teknik
pengembangan
Ø
Pengembangan
fisik motorik
Ø Pengembangan intelektual
Ø Pengembangan bahasa
Ø Pengembangan
Ø dan kreatifitas.
Ø Pengembangan sosial emosional.
Ø Pengembangan moral agama.
2. Penilaian Pengemabnagan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia
3-4 tahun Melalui Metode Eksperimen.
1. Check List.
Check
List di gunakan untuk melihat apakah indicator yang telah di perkirakan ( yaitu
kemampuan anak ) muncul atau tidak muncul ketika proses berlangsung. Daftar
isian ini di susun sebelum kegiatan di mulai.
2. Skala sikap.
Skala
sikap di gunakan untuk melihat tingkat frekuensi kemunculan atau tingkat
kualitas kemunculan kemampuan yang di harapkan. Skala berfikir kualitatif,
terentang dari tingkat yang terbaik sampai yang terburuk, terbanyak sampai yang
paling sedikit atau sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode eksperimen
adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang
aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui
kebenaran akian melakukan sesuatu.
Bentuk-bentuk kegiatan eksperimen
dapat di lihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan stuktur
kegiatan
a.Formal
Eksperimen formal
adalah eksperimen yang di rencanakan oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah
mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati.
b. Informal
Pada eksperimen
informal pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Eksperimen
informal tidak di rencanakan dengan ketat oleh
pendidik yang dilakukan oleh anak secara individual .
c. Insidental
Eksperimen
incidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan
menghasilkan sesuatu yang tak terduga.
2. Berdasarkan kombinasi
dengan metode belajar lain.
a. Eksperimen tunggal
Metode eksperimen
tunggal adalah metode yang dalam pelaksanaan nya hanya melibatkan metode
percobaan itu sendiri. Kegiatan ini melibatkan anak untuk melakukan serangkaian
kegiatan denmagn pengamatan guru.
b. Eksperimen terintegrasi dalam
metode pemecahan masalah.
Pada
bentuk ini ,eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah.
Metode ini menciptakan situasi di mana anak di hadapkan pada suatu permasalahan, kemudian memprediksi solusinya (
hipotesis ) dan menguji dugaan nya tersebut dengan percobaan dan merumuskan
hasil berupa solusi yang di perlukan.
c. Eksperimen terintegrasi dalam
metode demontrasi.
Bentuk
ini merangkai metode demontrasi dan eksperimen. hampir semua kegiatan
eksperimen pasti di dahului demontrasi oleh pendidik, Kemudsian anak menirukan
atau mengembangkannya di bawah pengawasan pendidik.
d. Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi.
Bentuk
ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya
( melakukan percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah, metode ini tidak di
awali dengan sesuatu yang dirasakan sebagai masalah. Hanya ingin membuktikan
sesuatu dengan memperkirakan jawabanya.
DAFTAR PUSTAKA
Coughlin,Pamela, A,et
al. (1997). Creating Child-centered Classrooms :
3-5 age years olds. Washington DC: Clidren Resourses Internal,Inc.
Dombro,Amy
Laura. (2001) The Creative Curriculum. Washington Dc:
Teaching Strategies.
Essa, Eva L. (2003) Introduction to Early Childhood Education. New
York
:Thomson-Delmar Learning.
Feldman,
Jean R. (1997). Wonserful Rooms Where Children Can Bloom!
Peterborough,
NH :Cristal Springs.
Supriati,
Metode pembelajaran di TK .Mkalah seminar
Wev
site :
www.interscience. wiley.com. psychodrama and
sociodrama in primary
and Secondary Education.
www.pakpendidik-online.com.
Peranan pendidik dalam Pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar