Sabtu, 10 November 2018

MAKALAH Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Eksperimen


BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Metode eksperimen sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini  karena pada saat ini rasa keingin tahuan anak sangat tinggi terhadap fenomena alam sekitar dan hubunga sebab – akibat  yang di timbulkannya sehingga menjadi metode ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagia anak usia dini yang tepat dan efektif untuk mengoptimalisasi potensi anak dalampembentukan pengembangan perilakun ( moral-agama dan sosial-emosi) dan kemampuan dasar ( fisik,bahasa,kognitif, dan seni ). 

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian metode eksperimen
2. Tujuan dan manfaat metode eksperimen
3. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
4. Bentuk-bentuk eksperimen
5. Kriteria kegiatan eksperimen untuk pembelajaran anak usia dini.
6. Prosedur dan langkah-langkah kegiatan
7. Implikasi metode eksperimen untuk pengembangan perilaku dan kemampuan
    dasar.
8. Penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun
    melalui metode eksperimen.

C.Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian metode eksperimen
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat metode eksperimen
3. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
4. Menjelaskan Bentuk-bentuk eksperimen
5. Menjelaskan kriteria kegiatan eksperimen untuk pembelajaran anak usia dini.
6. Mejelaskan prosedur dan langkah-langkah kegiatan
7. Menjelaskan implikasi metode eksperimen untuk pengembangan perilaku dan
   kemampuan dasar.
8. Menjelaskan Penilaian Pengemabnagan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 tahun Melalui Metode Eksperimen.


     


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Eksperimen 
1. Pengertian Metode Eksperimen

            Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya dimlakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut.  

Menurut Supriati ,metode eksperimen adalah metode mengajar dan melakukan percobaan , lalu mengamati proses dan hasil percobaan. Kegiatan ini cukup efektif karena dapat membantu anak menvari/ menemukan jawaban, dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. contohnya ,mencapur warna, menimbang berat badan, menanam biji-bijian.

Menurut Andrian, metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana pendidik bersama anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akan melakukan sesuatu.

2. Manfaat Dan Tujuan Metode Eksperimen.
            Tujuan metode eksperimen  bagi anak adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.
2. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.
3. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu.

            Berikut ini beberapa alasan betapa pentinya ( urgensi ) pembelajaran dengan metode eksperimen bagi anak-anak.
1. Kemampuan berkomunikasi anak belum sepenuhnya berkembang.
2. Belajar melalui metode eksperimen desain untuk membantu anak membangun keterampilannya dengan menggunakan panca inderanya.
3. Salah satu karakteristik amnak usia dini adalah kreatif.
            Manfaat yang dapat diraih melalui pembelajaran dengan metode eksperimen akan berdampak pada seluruh aspek –aspek perkembangan  anak. Aspek perkembangan tersebut , antara lain sebagai berikut :
1.Aspek Intelektual.
Kegiatan eksperimen akan dapat memuaskan rasa ingin tahu anak, membangun kemampuan berfikir logis , kritis, analisis dan sintesis.
2. Bahasa
Kegiatan eksperimen akan mendorong anak untuk mengomunikasikan ide dan pikirannya serta menguraikan hasil temuanya. Anak juga akan mengenal kosa kata baru, dan dapat menverirakn kembali tindakan yang telah dilakuakn dengan bahasa mereka sendiri secara sederhana.
3. Fisik Motorik
Dalam kegiatan eksperimen motorik anak dapat di kembangkan , terutama motorik halus anak.
4. Seni
Dalam kegiatan khusus , mungkin saja anak berekperimen dengan menghasikan nada yang berbeda dengan berbaga macam benda, pencampuran warna denag melukis, menari sesuai irama yang di dengar. Unsur seni dalam berekperimen bersifat incidental tergantung oada jenis kegiatan yang di uji cobakan.
 5. Sosial –Emosional
Dalam kegiatan eksperimen terdapat kerja sama antar individsi untuk menghasikan sesuatu. Anak di latih sabar  menjalani langkah-langkah percobaan dan  menunggu hasil dari proses yang telah dilakukannya.
6. Moral-Agama
Dalam setiap kegiatan eksperimen, terselip nilai nilai religious berupa kebesaran ciptaan tuhan, yaitu dalam proses perubahan hasil yang di temukan .

3.  Kelemahan Dan Kelebihan Metode Ekperimen
1. Kelebihan metode eksperimen
a.       Membuat anak lebih percaya diri atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaanya.
b.      Anak didik lebih dapat mengembangkan sifat dan menyalurkan rasa ingin tahunya  untuk mengadakan studi eksplorasi.
c.       Melalui metode ini akan terbina manusia yang mendapat mengembangkan inovasi baru denngan penemuan hasil percobaan yang di harapkan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
d.      Metode ini menerapkan prinsip learning by experiencing ( belajar dari pengalaman ) dalam belajar.
e.       Metode ini dapat menerapkan prinsip belajar yang mengaktifkan anak secara utuh dimana keterlibatan proses inquiry dan discovery (penemuan) akan berlaku sepenuhnya denngan bimbingan sewajarnya dari guru hingga nproses mental , intelektual, dan emopsional akan berjalan denagn semestinya  yang menghasikan produk pikiran yang konseptualbdengan realistis.
f.       Metode eksperimen juga bersifat student –centered , artinya yang mengolah bahan/ materi yang di pelajari adlah anak didik sendiri.
g.      Metode ini mengembangkan sikap berfikir alamiah.
h.      Metode ini membubuhkan kepercayaan diri anak didik terhadap masalah yang akan dim pecahkannya.
2. Kelemahan Metode Eksperimen
a.       Alat-alat yang di perlukan dalam kegiatan eksperimen tidak tersedia dalam jumlah yag cukup sehingga tidak setiap anak didik memperoleh kesempatan untuk melakukan eksperimen.
b.      Jika eksperimen melakukan proses hasil denagn jangka waktu yang lama.
c.       Kebanyakan metode ini hanya cocok muntuk konsep sains/ ilmu alam dan teknologi.
d.      Metode ini memerlukan alat, fasilitas dan bahan yang lengkap sehingga jika salah alatnya kurang maka eksperimen akan berjalan kurang baik  atau gagal.
e.       Faktor keselamatan kerja perlu di perhitungkan dengan matang terutama pada eksperimen yang menggunakan cairan kimia.
f.       Apabila pendidik belum cukup penggalaman kemungkinan hasilnya tidak sesuai harapan.
g.      Eksperimen yang memerlukan waktu panjang, tidak praktis dilaksanakan di sekolah.
4.  Bentuk- Bentuk Eksperimen.
Bentuk-bentuk kegiatan eksperimen dapat di lihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan stuktur kegiatan
a.Formal
Eksperimen formal adalah eksperimen yang di rencanakan oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati.
b. Informal
Pada eksperimen informal pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Eksperimen informal tidak di rencanakan dengan ketat oleh  pendidik yang dilakukan oleh anak secara individual .
c. Insidental
            Eksperimen incidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan menghasilkan sesuatu yang tak terduga.

2. Berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain.
a. Eksperimen tunggal
Metode eksperimen tunggal adalah metode yang dalam pelaksanaan nya hanya melibatkan metode percobaan itu sendiri. Kegiatan ini melibatkan anak untuk melakukan serangkaian kegiatan denmagn pengamatan guru.
b. Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan masalah.
            Pada bentuk ini ,eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah. Metode ini menciptakan situasi di mana anak di hadapkan pada suatu  permasalahan, kemudian memprediksi solusinya ( hipotesis ) dan menguji dugaan nya tersebut dengan percobaan dan merumuskan hasil berupa solusi yang di perlukan.
c. Eksperimen terintegrasi dalam metode demontrasi.
            Bentuk ini merangkai metode demontrasi dan eksperimen. hampir semua kegiatan eksperimen pasti di dahului demontrasi oleh pendidik, Kemudsian anak menirukan atau mengembangkannya di bawah pengawasan pendidik.
d. Eksperimen   terintegrasi dalam metode estimasi.
            Bentuk ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya ( melakukan percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah, metode ini tidak di awali dengan sesuatu yang dirasakan sebagai masalah. Hanya ingin membuktikan sesuatu dengan memperkirakan jawabanya.

B.Teknik Pengembangan Dasar Perilaku dan Kemampuan Dasar Untuk Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Eksperimen  
 1. Kriteria Kegiatan Eksperimen Untuk Pembelajaran Anak Usia Dini
1.      Anak harus dapat menghasilakan suatu fenomena dengan melakukan sendiri.
2.      Anak harus dapat memvariasikan tindakanya.
3.      Reaksi objek harus di amati.
4.      Reaksi objek harus segera.
2. Prosedur Dan Langkah- Langkah Kegiatan.
Tahap I            : Mempersiapkan eksperimen
Tahap II          : Pelaksanaan eksperimen.
Tahap II          : Mengambil keputusan hasil dari eksperimen.

C. Implikasi dan Penilaian Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak  Usia 3-4  Tahun Melalui Metode Eksperimen
1.Implikasi Metode Eksperimen Untuk Mengembangkan  Perilaku dan Kemampuan Dasar.

1.Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode Demontrasi
a.Contoh Kegiatan.
1.      Kemampuan yang di harapkan tercapai:
mencoba menceritakan tentang apa yang terjadi jika benda-benda di dekatkan dengan magnet.
2.      Sub Tema        : Mengenal magnet
3.      Metode/teknik : Demontrasi eksperimen.
4.      langkah-langkah.
a.       Pendidik mempersiapkan alat-alat yang di perlukan yaitu magnet, dan bermacam- macam benda yang akan di pakai dalam percobaan tersebut.
b.      Pendidik memperkenalkan nama benda yang akan di pakai.
c.       Pendidik mencoba (demontrasi) mendekat magnet dengan salah satu benda dan anak- anak mengamati dan menceritakan apa yang terjadi.
d.      Anak-anak mencoba sendiri mendekatkan magnet dengan benda-benda yang lainya sambil menceritakan apa yang terjadi.
e.       Pendidik dan anak-anak menarik kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.
Analisis dampak dan teknik pengembangan
Ø  Pengembangan fisik motorik
Ø  Pengembangan intelektual
Ø  Pengembangan bahasa
Ø  Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø  Pengembangan sosial emosional.
Ø  Pengembangan moral agama.

2. Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Tunggal
a.       Kemampuan yang diharapkan di capai. Mencoba menceritakan apa yang terjadi jika biji di tanam.
b.      Metode Teknik
1.Bercerita
2.Tanya jawab
3.Percobaan (Eksperimen)
c.   Sarana /Alat.
      1.Biji kacang hijau
      2. Kapas ,Kaleng bekas tanah.
      3. Air dan piring.
d. Langkah- langkag
            1. Pendidik menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan di gunakan.
            2. Pendidik member penjelasan cara menanam biji kacang hijau pada
                 kapas.
            3.Anak melakukan tugas yang di berikan oleh pendidik.
            4.Pendidik mengawasi sambil membimbing dan membantu anak dalam
  menanam biji kacang hijau.
5. Setiap hari anak dan pendidik mengamati tempat menanam biji kacang
    hijau , sekaligus melihat proses pertumbuhannya lebih selama tiga hari
    anak dapat melihat hasil pertumbuhan biji.
6. Anak menceritakan proses terjadinya biji kacang hijau mulai di tanam
    sampai jadi kecambah.

Analisis dampak dan teknik pengembangan
Ø  Pengembangan fisik motorik
Ø  Pengembangan intelektual
Ø  Pengembangan bahasa
Ø  Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø  Pengembangan sosial emosional.
Ø  Pengembangan moral agama.

3.Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode Pemecahan Masalah.
Contoh :
            Ibu Sani Menggunakan strategi pemecahan masalah ketika dia menyediakan bahan pada meja air untuk mendorong anak-anak melakukan percobaan tenggelam dan terapung .Dia merencanakan secara cermat tentang bahan yang dia sediakan maupun apa yang akan di katakan serta kegiatan yang akan di lakukan untuk membantu anak-anak bekerja melalui langkah-langkah kerja ilmiah. Tujuan akhir adalah agar anak dapat menghasilkan gagasan sendiri tentang hal- hal sebagai berikut.
1.      Apa yang anak -anak lihat 
2.      Mengapa hal itu terjadi
3.      Sekarang, apa yang terjadi jika benda yang lain dimasukan ke dalam air?
4.      Hasil Ramalan.
5.      Hipotesis Alternatif.

 Analisis dampak dan teknik pengembangan
Ø  Pengembangan fisik motorik
Ø  Pengembangan intelektual
Ø  Pengembangan bahasa
Ø  Pengembangan seni dan kreatifitas.
Ø  Pengembangan sosial emosional.
Ø  Pengembangan moral agama.

4. Contoh Kegiatan Dengan Teknik Eksperimen Terintegrasi Metode Estimasi
a.       Kemampuan yang di harapkan tercapai :
Mencoba memperkirakan ukuran panjang.
b.   Kegiatan                      : mengukur panjang tulng daun.
c.   Metode                        : eksperimen dan teknik estimasi.
d.   Bahan dan alat                        : daun papaya, daun jagung, klip, dan cutton bud,
   kertas kerja.
e.   Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.      Pendidik memperlihatkan daun papaya
2.      Pendidik meminta anak untuk menerka berapa panjang tulang daun bila di ukur dengan klip kertas / berapa klip kertas yang di perlukan.
3.      Pendidik membagikan kertas kerja.
4.      Terkaan anak di tulis dalam kolom
5.      Pendidik dan anak mengukur panjang tulang daun papaya apabila di ukur dengan cotton bud.
6.      Anak menuliskan hasil pengukuran di kolom pembuktian.
7.      Anak di minta menerka berapa panjang tulang daun papaya apabila di ukur dengan cutton bud.
8.      Anak di minta menuliskan hasil terkaanya di kolom pembuktian
9.      Anak Dan pendidik mengukur panjang tulang papaya dengan cutton bud.
10.  Anak menuliskan hasil pengukuran di kolom pembuktian.
11.  Langkah –langkah yang sama di ulangi untuk mengukur daun jagung dengan klip kertas dan cutton bud.
Analisis dampak dan teknik pengembangan
Ø  Pengembangan fisik motorik
Ø  Pengembangan intelektual
Ø  Pengembangan bahasa
Ø  Pengembangan
Ø  dan kreatifitas.
Ø  Pengembangan sosial emosional.
Ø  Pengembangan moral agama.

2. Penilaian Pengemabnagan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 tahun Melalui Metode Eksperimen.
1. Check List.
            Check List di gunakan untuk melihat apakah indicator yang telah di perkirakan ( yaitu kemampuan anak ) muncul atau tidak muncul ketika proses berlangsung. Daftar isian ini di susun sebelum kegiatan di mulai.

2. Skala sikap.
            Skala sikap di gunakan untuk melihat tingkat frekuensi kemunculan atau tingkat kualitas kemunculan kemampuan yang di harapkan. Skala berfikir kualitatif, terentang dari tingkat yang terbaik sampai yang terburuk, terbanyak sampai yang paling sedikit atau sebaliknya.  





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akian melakukan sesuatu.

Bentuk-bentuk kegiatan eksperimen dapat di lihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan stuktur kegiatan
a.Formal
Eksperimen formal adalah eksperimen yang di rencanakan oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati.
b. Informal
Pada eksperimen informal pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Eksperimen informal tidak di rencanakan dengan ketat oleh  pendidik yang dilakukan oleh anak secara individual .
c. Insidental
            Eksperimen incidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan menghasilkan sesuatu yang tak terduga.

2. Berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain.
a. Eksperimen tunggal
Metode eksperimen tunggal adalah metode yang dalam pelaksanaan nya hanya melibatkan metode percobaan itu sendiri. Kegiatan ini melibatkan anak untuk melakukan serangkaian kegiatan denmagn pengamatan guru.
b. Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan masalah.
            Pada bentuk ini ,eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah. Metode ini menciptakan situasi di mana anak di hadapkan pada suatu  permasalahan, kemudian memprediksi solusinya ( hipotesis ) dan menguji dugaan nya tersebut dengan percobaan dan merumuskan hasil berupa solusi yang di perlukan.
c. Eksperimen terintegrasi dalam metode demontrasi.
            Bentuk ini merangkai metode demontrasi dan eksperimen. hampir semua kegiatan eksperimen pasti di dahului demontrasi oleh pendidik, Kemudsian anak menirukan atau mengembangkannya di bawah pengawasan pendidik.
d. Eksperimen   terintegrasi dalam metode estimasi.
            Bentuk ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya ( melakukan percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah, metode ini tidak di awali dengan sesuatu yang dirasakan sebagai masalah. Hanya ingin membuktikan sesuatu dengan memperkirakan jawabanya.





















DAFTAR PUSTAKA

Coughlin,Pamela, A,et al. (1997). Creating Child-centered Classrooms :
3-5 age years olds. Washington DC: Clidren Resourses Internal,Inc.
            Dombro,Amy Laura. (2001) The Creative Curriculum. Washington Dc:
Teaching Strategies.
           
            Essa, Eva L. (2003) Introduction to Early Childhood Education. New York
:Thomson-Delmar Learning.
            Feldman, Jean R. (1997). Wonserful Rooms Where Children Can Bloom!
                        Peterborough, NH :Cristal Springs.
            Supriati, Metode pembelajaran di TK .Mkalah seminar
            Wev site :
            www.interscience. wiley.com. psychodrama and sociodrama in primary
and Secondary Education.
            www.pakpendidik-online.com. Peranan pendidik dalam Pendidikan.

Tidak ada komentar:

TAKSONOMI BERPIKIR

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta yang telah menerangi hambanya yang takwa de...