KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan
manusia dengan keadaan sempurna, memberikan nikmat terbesar yakni iman dan
islam serta kesehatan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan
seluruh umatnya yang istikomah mengikuti tuntunan dan teladannya sampai akhir
zaman.
Atas berkat Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MEMBACA, MENULIS PERMULAAN (MMP)”.
Seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kekeliruan, kami akan sangat
berterimakasih dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun, bermanfaat bagi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Serang, November 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................
3
A.
Latar Belakang.............................................................................................................
3
B.
Rumusan Masalah........................................................................................................
4
C.
Tujuan...........................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
5
A.
Pengertian
Membaca, Menulis Permulaan....................................................................
5
B.
Pelaksanaan
Pembelajaran MMP..................................................................................
5
C.
Metode
Pembelajaran MMP.........................................................................................
6
D.
Model
Pembelajaran MMP...........................................................................................
10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
18
A. Kesimpulan...................................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
19
ALAT/BAHAN DAN
PEMBUATAN APE MMP.............................................................
20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran membaca, menulis permulaan memegang peranan
yang strategis dan berperan aktif dalam setiap
proses membaca. Menurut Iskandar Wassid & Dadang (2011,p.3) pembelajaran membaca, menulis permulaan
memiliki peranan penting untuk membentuk
sikap, kebiasaan, dan kemampuan peserta didik menuju perkembangan selanjutnya.
Pembelajaran membaca, menulis permulaan juga membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan berbahasa di lingkungannya.
Pembelajaran membaca, menulis permulaan membantu peserta
didik dalam hal berkomunikasi. Melalui bahasa, peserta didik mampu mempelajari
nilai-nilai agama atau moral, dan juga nilai-nilai sosial bagi AUD. Melalui
bahasa jugalah peserta didik mampu mempelajari berbagai macam cabang ilmu dan juga menyerap berbagai nilai serta pengetahuan
yang dipelajari AUD.
Salah satu aspek pembelajaran di sekolah ialah pengenalan
pembelajaran membaca, menulis permulaan.
Pembelajaran membaca merupakan kegiatan utamanya
memperkenalkan membaca, menulis permulaan. Proses pembelajaran membaca, menulis
permulaan pada awalnya meminta pendidik untuk melihat bagaimana kemampuan
dasar yang dimiliki oleh peserta didik.
Pembelajaran membaca, menulis permulaan pada anak usia dini
merupakan pembelajaran pengenalan membaca tahap awal. Kegiatan membaca tahap
awal ini disebut membaca permulaan. Tujuan membaca, menulis permulaan pada anak
usia dini agar peserta didik mengenal
kalimat sederhana, dan melatih otot tangan untuk memegang pensil, dalam membaca
permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas pendidik yang mengajar di
kelas. Artinya, pendidik memegang peranan penting dan strategis dalam
meningkatkan keterampilan membaca,
menulis permulaan AUD. Peranan strategis tersebut menyangkut peran
pendidik sebagai sumber belajar,
fasilitator, motivator, serta organisator dalam setiap proses pembelajaran AUD yang berkesulitan
belajar membaca, menulis permulaan harus memperoleh perhatian yang cukup dari
pendidik. Hal seperti ini tidak menutup kemungkinan apabila ada AUD yang belum
mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa AUD belum
tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, peran serta pendidik
sangat diharapkan pada tingkat permulaan. Kedudukan dan peran pendidik sangat
besar pengaruhnya dan merupakan titik yang strategis dalam kegiatan pendidikan.
Rendahnya membaca, menulis permulaan pada anak usia dini
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Permasalahan tersebut
dapat diketahui berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman pendidik, pelaksanaan
pembelajaran membaca permulaan. Semua ini tidak terlepas dari yang namanya
proses belajar mengajar. Adapun proses belajar mengajar ialah inti dari setiap
proses yang ada pada sistem sekolah. Oleh karena itu, sekolah dapat
dikategorikan baik apabila di dalamnya berlangsung proses belajar mengajar yang
baik. Adapun proses belajar mengajar itu sendiri menjadi perhatian paling utama
dalam meningkatkaan mutu pendidikan pada anak usia dini Dengan kata lain, hasil akhir dari upaya meningkatkan
mutu pendidikan pada anak usia dini ialah terciptanya proses belajar mengajar yang
baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Pengertian Membaca, Menulis Permulaan ?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Pelaksanaan Pembelajaran MMP ?
3.
Apa yang
dimaksud dengan Metode Pembelajaran MMP ?
4.
Apa yang
dimaksud dengan Model Pembelajaran MMP ?
C. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengertian Membaca, Menulis Permulaan
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Pembelajaran MMP
3. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran MMP
4. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran MMP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca, Menulis Permulaan
Membaca-menulis
permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan
membaca dan menulis permulaan pada saat
anak-anak mulai memasuki dunia
pendidikan. Pada tahap awal anak memasuki
lingkungan pendidikan, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu
utama. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan
mengenal, yakni kemampuan melek huruf.
Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambing-lambang
tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan
anak-anak dapat melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti
oleh pemahaman terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut. Kemudian kemampuan
menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada
tingkat permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan
kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan
dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya
dengan kemampuan dasar ini, secara perlahanlahan anak-anak digiring pada
kemampuan berbicara , dan melatih motorik kasarnya atau melatih otot tangannya,
ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis yang sudah
dikuasainya.
B. Pelaksanaan Pembelajaran MMP
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah
bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan
informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya
saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan
dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan
komputer dapat pula dibaca. Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri
maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang
juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang
baik, dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan
untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Dibutuhkannya keseimbangan yang baik dan akurat
agar kita mampu menerima informasi secara tepat dan mengingat informasi
tersebut saat kita perlukan. Dalam membaca, menulis permulaan dibutuhkan pula
kosentrasi agar kita bisa menyimpan informasi secara maksimal. Semakin sering
kita membaca, menulis maka semakin baik pula kemampuan membaca, menulis kata.
Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada
kriteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar.
Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang
memberikan respon makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau
tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara
presepsi terhadap symbol grafis dan ketrampilan berbahasa serta pengatahuan
pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca berusaha mencipatakan kembali makna
sebagaimana makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya
C. Metode Pembelajaran MMP
1. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan metode ini memulai pengajaranya dengan memperkenalkan
huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafal dan dilafalkan anak
sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
Sebagai contoh A/a,B/b,C/c,D/d,E/e,F/f dan seterusnya dilafalkan sebagai
[a],[be],[ce],[de],[e],[ef] dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti engan latian
menulis lambang, tulisan, seerti a, b, c, d, e, f dan seterusnya atau dengan
huruf rangkai a, b, c, d, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa
diajak untuk bekenalan dengan suku kata dengan cara merangkai beberapa huruf
yang sudah di kenalnya.
Misal:
b,
a, d, u menjadi b, a
→ ba (dieja /be-a/ → [ba] )
d, u → du ( dieja /de-u/ → [du] )
ba-du → dilafalkan /badu/
b,
u, k, u, menjadi b, u
→ bu (dieja /be-a/ → [bu] )
k, u → ku ( dieja /ka-u/ → [ku] )
bu-ku → dilafalkan /buku/
Proses ini sama dengan menulis
permulaan., setelah anak-anak bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian
dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata.
Sebagai contoh, ambilah kata ‘badu’ tadi. Selanjutnya, anak diminta menulis seperti:
ba-du → badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah
pengenalan kalimat-kalimat sederhan. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi
suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti
prinsip pendekata spiral, komunikatif dan pengalaman bahasa. Artinya, pemilihan
bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit
menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan
kehiduipan murid menuju hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang
baru bagi murid.
Kelemahan yang mendasar dari penggunaan
metode eja ini meskipun murid mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun murid
tetap mengalami kesulitan dalam mengenal rangkaian huruf yang berupa suku kata
atau kata.
2. Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan
dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, erbedaanya terletak pada
sistem pelafalan abjad atau huruf (baca : berapa huruf konsonan).
Sebagai
contoh :
Huruf /b/ dilafalkan [eb]
/d/ dilafalkan [ed]
/e/ dilafalkan [e]
/g/ dilafalkan [eg]
/p/ dilafalkan [ep]
Dengan
demikian kata “nani” dieja :
/en-a/ → [na]
/en-i/ → [ni]
Proses pembelajaran membaca permulaan
ini melalui proses pelatihan dan proses pertuian. Penguatan-pengguatan yang
diberikan dalam melaksanakan proses pembelajaran membaca permulaan memalui
metode ini, mampu membangkitkan motivasi untuk terus belajar dan berlatih.
Metode ini sebenarnya merupakan bagian
dari metode eja. Prinsip dasar dan
proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja. Perbedaannya
terletak hanya peda cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad(huruf-hurufnya).
3. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode
ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci,
cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Suku-suku
kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari
daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata
menjadi katakata bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya :
ba
– bi cu – ci da – da ka – ki
ba
– bu ca – ci du – da ku – ku
bi
– bi ci – ca da – du ka – ku
ba
– ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan
dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian
kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh berikut :
ka-ki
ku-da
ba-ca
bu-ku
cu-ci
ka-ki
Proses perangkaian suku kata menjadi
kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses
pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa
terkecil dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku
kata.
Proses pembelajaran MMP yang melibatkan
kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode
ini yakni metode rangkai kupas.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah
pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah :
a. Tahap
pertama, pengenlan suku-suku kata
b. Tahap
kedua perangkaian suku-suku kata menjadi kata
c. Tahap
ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana
d. Tahap
keempat, pengintregasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat →
kata-kata → suku-suku kata)
4. Metode Kata
Proses pembelajaran MMP pada metode ini
diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini kemudian diajdikan
kata lebaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata
dimaksud diuraikan (dikupas) enjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.
Selanjutnya, dilakukan perangkaian huruf
menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil
pengupasan tadi dikembalikan lagi kebentuk asal sebagai kata lebaga (kata
semula). Metode ini dikenal juga sebagai Metode Kupas-Rangkai
5. Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan
bulat. Dalam metode global yang disajikan pertama kali pada murid adalah
kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar yang sesuai
dengan isi kalimatnya.
Setelah berkali-kali membaca, murid
dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sebagai contoh
dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan
gambar dan kalimat
b. Menguraikan
salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
Ini mama
in i ma ma
i-ni ma- ma
i–n–i m-a – m-a
6. Metode SAS
Merupakan salah satu jenis metode yang
biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP
dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan
dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur
yang member makna lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun konsep-konsep “ kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika
struktur nya kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajan MMP dengan metode
ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar
itu sendiri.
Untuk itu, sebelum kegiatan belajar
mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM
melalui berbagai cara. Proses penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran
MMP dengan metode SAS meliputi :
a.
Kalimat menjadi
kata-kata
b.
Kata menjadi
suku-suku kata
c.
Suku kata
menjadi huruf-huruf
Metode ini yang dipandang paling cocok
dengan jiwa anak atau siswa adalah metode SAS menurut Supriyadi dkk (1992).
Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik adalah:
a. Metode
ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk bahasa
b. terkecil
adalah kalimat.
c. Metode
ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak.
d. Metode
ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Bahan ajar untuk pembelajaran membaca
permulaan dengan metode ini tampak seperti berikut :
buku Dona
buku Dona
bu ku Do na
b-u-k-u D-o-n-a
bu ku Do na
buku Dona
buku Dona
D. Model Pembelajaran MMP
Pada bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan
pembelajaran MMP dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan
mengambil salah satu metode tertentu. Tentu saja, model ini bukanlah
satu-satunya acuan yang terbaik, sebab mengajar itu adalah seni. Masing-masing
orang mempunyai gaya dan seni tersendiri di dalam mengajar. Yang perlu Anda
pahami di sini, bukanlah persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan
konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran MMP yang berlandaskan pada
penggunaan metode MMP tertentu.
Mengenai pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling
tepat digunakan oleh guru bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru
dapat memilih metode MMP yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan
situasi dan kondisi siswanya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke
dalam dua tahapan, yakni :
1. Pembelaran tanpa buku,
2. Pembelajaran dengan menggunakan
buku.
1. Langkah-langkah
Pembelajaran MMP Tanpa Buku
Pembelajaran
membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak bersekolah pada
minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat berlangsung
kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat
dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Berikut
ini akan disajikan salah satu model alternatif pembelajaran membaca permulaan
tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan
sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat
merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan
antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus
untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan
ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar
di sekolah. Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.
a. Menunjukkan gambar
Variasi
ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang melukiskan
sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan perempuan).
Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
b. Menceritakan gambar
Guru
menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang
terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan
huruf-huruf yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku
Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda
dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar ibu, “mimi” untuk gambar anak perempuan,
dan“nana” untuk gambar anak laki-laki, “bapak” untuk gambar ayah. Tema cerita
dapat disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam GBPP/Kurikulum atau
tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab dengan kehidupan
anak.
c. Siswa bercerita dengan bahasa
sendiri
Selanjutnya,
satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan
bahasanya sendiri.
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf
(tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse
ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan menempelinya
dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh: dibawah
gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini ibu”(bergantung
kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS, Metode Kata, Metode
Eja, dan seterusnya).
e. Membaca tulisan bergambar
Pada fase
ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan metode yang
dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan lambang
tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik
tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global atau Metode 26
f. Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah
proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat
menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk
tuliannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di
papan tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan
keutuhan makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat
menyajikan wacana seperti berikut. ini mama ini mimi ini nana ini mama mimi ini
mama nana
g. Memperkenalkan huruf, suku kata,
kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
1)
Memperkenalkan
unsur kalimat/kata
Ini
Mama
....
Mama
Ini
....
2)
Memperkenalkan
unsur kata/suku kata
Bola
Dona
bo
la
do
na
....
la
....
na
bo
....
do
....
3)
Memperkenalkan
unsur suku kata/huruf
Ku
da
k
u
d
a
....
....
....
....
....
u
....
a
4)
Memperkenalkan
unsur suku kata/huruf
ani,
mina, main, amin, iman
Demikianlah
model-model alternatif pengajaran membaca permulaan tanpa buku. Anda dapat
mengembangkan model lain yang lebih kratif dan menarik serta cocok dengan
situasi dan kondisi murid-murid anda.
Pengajaran
menulis permulaan tanpa buku dapat dilakukan melalui pelatihan mekanik untuk
melemaskan otot-otot tangan, misalnya
berlatih membuat telur atau lingkaran di udara,membuat pagar di udara,
menirukan gambar huruf di udara dan sejenisnya.
2. Langkah-langkah
Pembelajaran MMP Dengan Menggunakan Buku
Setelah siswa mengenal huruf melalui
kegiatan membaca tanpa buku, selanjutnya anak dihadapkan pada tulisan dalam
buku. Pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan membaca buku pelajaran,
membaca bacaan sederhana yang dipilih guru (gunakan gambar dan kartu kata), dan
membaca bacaan yang disusun siswa secara individual maupun kelompok.
Pembelajaran dapat dilakukan secara integratif.
Ada beberapa cara alternatif
langkah pembelajaran MMP dengan menggunakan buku. Kegiatan ini merupakan
kelanjutan dari kegiatan awal, yakni pembelajaran MMP tanpa buku. Dengan
demikian, diasumsikan siswa tidak berangkat dari kondisi nol.
a. Membaca buku pelajaran (buku paket)
Langkah-langkah pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Siswa diberi buku yang sama dan
diberi kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut.
2) Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku
tersebut.
3) Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang
bagaimana cara membuka halaman buku agar buku tetap rapi dan tidak rusak.
4) Siswa diberi penjelasan mengenai
fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman-halaman buku
5) Siswa diajak untuk memusatkan
perhatian pada salah satu teks atau bacaan yang terdapat pada halaman tertentu.
6) Jika bacaan disertai gambar,
sebaiknya guru memberikan ulasan tentang gambar tersebut.
7) Selanjutnya, barulah pelajaran
membaca dimulai. Guru dapat mengawali pembelajaran ini dengan cara yang
berbeda-beda.
Pembelajaran membaca menggunakan
buku hampir sama halnya dengan pembelajaran membaca tanpa buku. Perbedaannya
terletak pada alat ajarnya.hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
MMP adalah penerapan prinsip dan hakikat pembelajaran bahasa. Prinsip
pengajaran bahasa yang dimaksud adalah bahwa pembelajaran bahasa fungsi
utamanya sebagai alat komunikasi. Oleh sebab itu, model pembelajaran bahasa
harus didasarkan pada pendekatan komunikatif-integratif.
b.
Membaca buku dan majalah anak yang sudah
terpilih
Pengenalan terhadap jenis bacaan
lain selain buku ajar sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Kita dapat
menggunakan buku bacaan atau majalah yang sudah dipilih berdasarkan
pertimbangan taraf kemampuan siswa, azas kebermaknaan, kemenarikan,
keterbacaan, dan kemudahan. Bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan utama.
Kosakata yang dipakai hendaknya mengandung huruf yang sudah dikenal anak.
c.
Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
Langkah-langkah yang ditempuh adalah berikut.
1) Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak
diminta untuk menyebutkan gambar tersebut.
2) Guru juga memperlihatkan beberapa kartu yang
sudah dibuat oleh guru berupa kartu huruf, kartu suku kata, atau kartu kata.
Anak dimnta menempelkan kartu-kartu yang dimaksud di bawah gambar sehingga gambar-gambar
dimaksud menjadi berjudul.
3) Satu-dua buah gambar dipilih anak untuk bahan
stimulasi pemuat bacaan. Guru bertugas memberi arahan dan bimbingan, misalnya
tanya jawab, diharapkan guru dan siswa dapat menyusun bacaan bersama. Pada
kegiatan ini, usahakan mengajak siswa untuk membuat kalimat-kalimat, kemudian
kalimat ini disusun menjadi bacaan sederhana.
Contoh:
-
Guru memperlihatkan beberapa gambar pada siswa
- Kemudian guru
menyediakan beberapa kartu, bisa menggunakan kartu huruf, kartu suku kata,
maupun kartu kata.
- Guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan gambar.
- Lalu gambar tersebut diberi judul dengan kartu tersebut
dan kemudian merangkai semua kalimat yang terbentuk.
4) Guru menyajikan gambar dengan bacaan hasil
susunan bersama antara guru-siswa sebagai bahan ajar membaca permulaan.
d. Membaca
bacaan susunan siswa(kelompok perseorangan)
Pada pembelajaran ini
langkah-langkah yang ditempuh pada dasarnya hampir sama dengan kegiatan membaca
susunan bersama guru-siswa. Pada kegiatan ini lebih banyak melibatkan siswa.
Guru berkeliling untuk mengontrol dan membimbing siswa atau kelompok siswa yang
mengalami kesulitan.
3. Langkah-langkah pembelajaran menulis
permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis
permulaan terbagi menjadi dua kelompok, yakni:
a. Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Pembelajaran ini lebih
ditekankan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan yang benar.
Pengenalan ini berfungsi untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan
membedakan bentuk dan lambang tulisan.
Contoh : Seorang guru hendak
memperkenalkan huruf b, a, u, dan i. Langkah- langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut.
1)
Guru menunjukkan gamabar dua orang anak laki-laki. Gambar
pertama seorang anak memakai topi bernama Badu dan gambar kedua seorang anak
tidak memakai topi bernama Budi.
2)
Guru memperkenalkan nama kedua anak tersebut sambil menunjuk
nama masing-masing anak yang tertera di bawah gambar.
3)
Melalui proses tanya jawab secara berulang-ulang anak
diminta menunjukkan mana Budi dan mana Badu sambil menunjukkan bentuk tulisan.
4)
Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk
tulisan tersebut di papan tulis dan anak-anak diminta memperhatikan.
5)
Setiap tulisan tersebut kemudian dianalisis dan
disintesiskan kembali.
6)
Demikian seterusnya kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan
pembelajaran membaca permulaan.
b. Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis
permulaan yang dapat kita lakukan, seperti berikut ini.
1) Latihan memegang pensil dan duduk
dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis
sedangakan tangan kiri berfungsi untuk menekan bukuagar tidak bergesar. Selain
itu kita juga mengajarkan posisi duduk yang benar.
2) Latihan gerakan tangan mula-mula
melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau bantuan alat
seperti pensil, kemudian dilanjutakn dengan menulis di buku.
3) Latihan mengeblat latihan ini
dilakukan dengan cara menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas
tulisan yang telah ada. Latihan ini dapat menggunakan kertas karbon, kertas
tipis. Guru hendaknya mencontohkan terlebih dahulu di papan tulis.
4) Latihan menghubungkan titik-titik
yang membentuk tulisan
5) Latihan menatap bentuk tulisan,
latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jari
ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentuk kata atau bentuk huruf
dalam benaknya dan memindahkan ke jari tangannya.
6) Latihan menyalin, latihan ini
hendaknya diberikan setelah siswa benar-benar mengenal huruf dengan baik.
Menyalin tulisan memiliki bermacam variasi diantaranya menyalin tulisan apa
adanya, menyalin huruf cetak ke huruf tegak bersambung atau sebaliknya.
7) Latihan menulis halus indah, latihan
ini dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris atau buku kotak. Petunjuk
berharga apabila Anda tidak memiliki fasilitas seperti ini.
-
Untuk tulisan cetak, bagilah setiap baris pada halaman buku
menjadi dua.
-
Untuk tulisan tegak bersambung bagilah setiap baris pada
halaman buku menjadi tiga bagian.
8) Latihan dikte/imla
9) Latihan ini dimaksudkan untuk
melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan
jari ketika menuliskan apa yang dia dengar.
10) Latihan melengkapi tulisan yang
sengaja dihilangkan
11) Menuliskan nama-nama benda yang
terdapat dalam gambar.
12) Mengarang sederhana dengan bantuan
gambar, Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a)
Guru menunjukkan suatu susunan gambar
b)
Guru menceritakan dan
bertanya jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar
c)
Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana sesuai
dengan penafsirannya mengenai gambar tadi sesuai dengan cerita guru.
BAB
III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Membaca-menulis
permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan
membaca dan menulis permulaan pada saat
anak-anak mulai memasuki dunia
pendidikan
Para ahli
telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada kriteria tertentu untuk
menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar. Menurut Hariss dan Sipay
(1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara
tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna
dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi terhadap symbol grafis dan
ketrampilan berbahasa serta pengatahuan pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca
berusaha mencipatakan kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan
oleh penulis dan tulisannya
Pelaksanaan pembelajaran membaca, menulis
permulaan memakai beberapa metode Metode Pembelajaran MMP,Metode Eja, Metode Bunyi, Metode Suku Kata, Metode Globa,
dan Metode SAS.
Dan memakai beberapa model
diantaranya: Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku, Langkah-langkah
Pembelajaran MMP Dengan Menggunakan Buku, dan 1. Langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber Internet:
....http://nazama.blogspot.co.id/2014/05/mmp-membaca-dan-menulis-permulaan.html
....http://srihendrawati.blogspot.co.id/2010/05/metode-metode-membaca-menulis-permulaan.html
....file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND.../Modul_MMP.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar