KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang
telah menciptakan manusia dengan keadaan sempurna, memberikan nikmat terbesar yakni
iman dan islam serta kesehatan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya,
tabi’in dan seluruh umatnya yang istikomah mengikuti tuntunan dan teladannya
sampai akhir zaman.
Atas berkat Allah SWT kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini (Usia 3-4 Tahun) Melalui Metode
Sosiodrama dan Bermain Peran”.
Seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang
tak retak, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kekeliruan, kami akan sangat berterimakasih
dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat
bagi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Serang, April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................................... 1
Daftar isi.......................................................................................................................................... 2
BAB I : Pendahuluan..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................... 3
Bab II : Pembahasan...................................................................................................................... 4
A. Hakikat Metode
Sosiodrama dan Bermain Peran........................................................ 4
B. Teknik Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Melalui
Metode Sosiodrama dan Bermain Peran...................................................................... 5
C. Implikasi Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Sosiodrama dan
Bermain Peran...................... 5
D. Penilaian dan Umpan
Balik Pengembangan Perilaku
dan Kemampuan Dasar Melalui Metode Sosiodrama dan
Bermain Peran.................. 6
BAB III : Penutup.......................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode sosiodrama adalah suatu cara memerankan
beberapa peran dalam suatu cerita yang menuntut kerja sana di antara para
pemerannya. Dengan pemikiran, metode ini dapat merupakan kelanjutan atau puncak
dari kegiatan bercerita sehingga terdapat beberapa sekolah yang mengemas metode
ini sedemikian rupa dan menggunakan sosiodrama sebagai kegiatan pentas akhir
tahun.
Baik metode bermain peran maupun sosiodrama sangat
sesuai dengan karakteristik anak usia dini karena pada saat ini anak berpikir
secara simbolik sehingga menjadikan keduanya sebagai metode pengembangan anak
usia dini adalah sangat tepat dan efektif dalam rangka mengoptimalkan potensi
anak bagi pembentukan kemampuan dasar (fisik, kognitif, seni) dan perilaku (moral-agama
dan sosial-emosional).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
hakikat metode sosiodrama dan bermain peran?
2.
Bagaimana
teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui
metode sosiodrama dan bermain peran?
3.
Apa
implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui
metode sosiodrama dan bermain peran?
4.
Bagaimana
penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar melalui metode sosiodrama
dan bermain peran?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Memahami
hakikat metode sosiodrama dan bermain peran
2.
Memahami
teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui
metode sosiodrama dan bermain peran
3.
Memahami
implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui
metode sosiodrama dan bermain peran
4.
Memahami
penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar melalui metode sosiodrama
dan bermain peran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HAKIKAT METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN
PERAN
1.
HAKIKAT
METODE SOSIODRAMA
a)
Pengertian
sosiodrama
Kata sosiodrama
berasal dari kata, yakni sosio dan drama. Sosio berasal dari kata sosial,
sedangkan drama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaanya anak mendapa
tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung
suatu problem. Mengajar dengan metode ini bermaksud supaya anak dapat
memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial yang didahului
dengan dramatisasi di depan kelas oleh beberapa orang anak untuk memperjelas
masalah yang akan didiskusikan.
b)
Manfaat
dan Tujuan Metode Sosiodrama
Manfaat sosiodrama
dalam perkembangannya adalah sebagai berikut:
-
Menyalurkan
ekspresi anak-anak dalam kegiatan yang menyenangkan
-
Mendorong
aktivitas, inisiatif dan kreatif sehingga mereka berpartisifasi dalam kegiatan
bersama.
-
Memahami
isi cerita karena ikut memainkannya.
-
Membantu
menghilangkan rasa malu, rendah diri dan kemurungan pada anak.
-
Mengajarjkan
anak saling membantu dan bekerja sama dalam permainan sosiodrama
-
Menimbulkan
rasa saling percaya diri.
Tujuan metode Sosiodrama menurut Joeslina Aziz
(Depdikbud,1996) menyatakan bahwa tujuan metode sosiodrama dalam kegiatan
pengembangan anak usia dini adalah untuk memecahkan suatu masalah agar anak
memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain. Di samping itu,
metode ini juga menegmbangkan rasa percaya diri anak.
c)
Bentuk-bentuk
Metode Sosiodrama
1.
Dramatisasi
bebas
Ialah
dramatisasi yang dilakukan anak atas keinginan sendiri dan dengan caranya
sendiri.
2.
Dramatisasi
terpimpin
Ialah
dramatisasi yang dilakukan olek anak-anak dengan bimbingan guru.
d)
Tema-tema
yang Cocok untuk Kegiatan Sosiodrama
a.
Tema
rumah tangga, seperti berperan ayah, ibu
dan lain-lain.
b.
Tema
perawatan dan keselamatan, seperti peran dokter.
c.
Tema
fantasi yang mengancam, seperti kedatangan seekor monster, binatang buas dan
lain-lain.
e)
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Sosiodrama
1.
Kelebihan-kelebihan
metode sosiodrama
-
Mengembangkan
kreatifitas anak
-
Memupuk
kerja sama antar anak
-
Menumbuhkan
minat anak dalam seni drama
-
Anak
lebih memperhatikan isis darama kerena menghayati sendiri
-
Memupuk
keberanian berpendapat di depan kelas
-
Melatih
anak menganalisis masalah
-
Memberi
peluang pada anak untuk memikirkan solusi
-
Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
-
Mengubah
sikaf negatif menjadi positif
-
Memberikan
kesempatan kepada naka-anak menghayati nilai-nilai moral yang baik.
2.
Kelemahan-kelemahan
metode sosiodrama
-
Apabila
ada ketidak seriusan para pemain, dapat
menyebabkan tujuan kegiatan ini tidak tercapai
-
Penonton/
anak yang tidak berperan sering menertawakan tingkah laku pemain sehingga
merusak suasana, dan membuat anak yang berperan menjadi malu, grogi, dan
melupakan peran jalan ceritanya
-
Anak
yang pemalu atau belum memiliki pengalaman tampil dalam drama dapat timbul
perasaan grogi atau takut pada diri anak sehingga bagi anak pemalu sulit
menjalankan kegiatan ini pada tahap-tahap awal sehingg perlu bimbingan dan
motivasi dari guru yang intens.
-
Manaa
t sosiodrama ini lebih bermanfaat bagi para pemain dibandingkan dengan
anak-anak yang hanya menonton
-
Suara
pemain sering terdengar tidak jelas/tidak terdengar oleh penonton sehingga
penonton tidak dapat jelas mengikuti jalan cerita dengan baik karena itu
bantuan peralatan sound system/ dubbing sangat perlu diadakan
-
Memerlukan
kostum pemain, peralatan, setting panggung yang lengkap dan beragam sehingga memerlukan
biaya yang tidak sedikit.
2.
HAKIKAT
METODE BERMAIN PERAN
a.
Pengertian
Bermain Peran
Metode
bermain peran ini dikategorikan sebagai metode belajar yang berumpun kepada
metode perilaku yang diterapkan dalam kegiatan pengembangan. Karakteristiknya adalah
adanya kecendrungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang
berurutan, konkret dan dapat diamati.
Menurut
Giltrap dan Martin, bermain peran adalah memerankan karakter/tinggkah laku
dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian
masa kini ynag penting, atau situasi imajinatif.
Supriyati
berpendapat bahwa metode bermain peran adalah permainan yang memerankan
tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat menegmbangkan daya
khayal/ imajinasi dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
Peran
diartikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan individu yang
ditunjukan kepada orang lain.
b.
Tujuan
dan Manfaat Metode Bermain Peran
Tujuan dan manfaat
bermain peran adalah sebagai berikut:
-
Anak
dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan
-
Memperoleh
wawasan tentang sikap-sikap, nilai-nilai, dan persepsinya.
-
Mengembangkan
ketrampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
-
Menegmbangkan
kreatifitas dengan membuat jalan cerita atas inisiatif anak.
-
Melatih
daya tangkap.
-
Melatih
daya konsentrasi
-
Melatih
membuat kesimpulan.
-
Membantu
mengembangkan kognitif
-
Membantu
mengembangkan fantasi.
-
Menciptakan
suasana yang menyenangkan
-
Mencapoai
kemampuan komunikasi
-
Membangun
sikap positif
-
Membangun
pemikiran yang analistis dan kritis.
-
Membangun
sikap positif dalam diri anak.
-
Membangun
aspek afektif melalui pengahayatan isi cerita
-
Membuat
variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan.
c.
Perkembangan
Awal Bermain Peran/Simbolik dan Pola Interaksi Sosial dalam Bermain Peran.
-
Tahap-tahap
perkembangan bermain peran/simbolik
-
Pola
interaksi sosial anak dalam bermain peran
d.
Tema-tema
Bermain Peran
Tema-tema yang
dapat dipilih dalam bermain peran, antara lain sebagai berikut:
1.
Aku,
Keluargaku, Rumahku
2.
Sajak
kanak-kanak
3.
Kebun
binatang
4.
Praktik
dokter
5.
Rumah
sakit
6.
Rumah
sakit hewan
7.
Pesta
ulang tahun
8.
Perjalanan
liburan
9.
Pantai
10.
Kehidupan laut
11.
Salon
12.
Toko sepatu
13.
Toko pakaian
14.
Reuni keluarga
15.
Pernikahan
16.
Rumah makan
17.
Hutan
18.
Pengarang dan ilustrator
19.
Kegiatan berkemah
20.
Musisi
21.
Kebun sayur dan pasar.
e.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Bermain Peran
Kelebihan metode
bermain peran
-
Melibatkan
anak secara aktif dalam pembelajaran yang dibangunnya sendiri
-
Anak
memperoleh umpan balik yang cepat/segera
-
Memungkinkan
siswa mempraktikan keterampilan berkomunikasi
-
Sangat
menarik minat dan antusias anak
-
Membuat
guru mengajar pada ruang lingkup yang luas
-
Mendukung
anak untuk berpikir kritis dan analistis
-
Menciptakan
percobaan situasi kehidupan dengan model lingkungan yang nyata
Kelemahan metode
bermain peran
-
Perlu
dibangun imajinasi yang sama antara guru dan anak, dan hal ini tidak mudah
-
Sulit
menghadirkan elemen situasi penting seperti yang sebenarnya
-
Jalan
cerita biasanya berlangsung singkat
f.
Perbedaan
Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Perbedaan
sosiodrama dan bermain peran terletak pada objek pemain dan peran anak. Dalam
bermain peran, anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya,
seperti boneka tangan, boneka jari, wayang, tanpa sekenario.
Ada juga yang
berpendapat bahwa sosiodrama dilihat dari sudut pandang cara atau metodenya,
sedangkan bermain peran menyangkut karakter tokoh yang diperankan, seperti
guru, dokter, nenek/kakek. Perbedaan sosiodrama dan bermain peran dapat ditinjau
dari beberapa sudut, yaitu sebagai berikut
1.
Dari
sudut keluasan tema
2.
Dari
sudut kesinambungan jalan cerita
3.
Dari
sudut permasalhan yang ditampilkan
4.
Dari
sudut waktu, dalam bermain peran
5.
Dari
sudut tingkat kesulitan dan kesesuaian usia
6.
Dari
sudut inisiatif.
B.
TEKNIK PENGEMBANGAN PERILAKU DAN
KEMAMPUAN DASAR MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN
1.
Petunjuk
Untuk Mendukung Pengalaman Bermain Drama
Petunjuk ini
berlaku baik bagi metode sosiodrama maupun bermain peran karena kedua metode
ini hampir sama dalam pelaksanaannya.
a. Pilihlah ide
cerita/tema sederhana yang digali dari pengalaman anak
b. Jangan berselang waktu
yang lama antara waktu kejadian pengalaman anak, yang akan diangkat menjadi ide
cerita, dengan waktu kegiatan.
c. Hiaslah panggung dengan
peralatan dan media sederhana, namun mendekati benda-benda nyata.
d. Sekenario jangan
terlalu ketat, berikan keleluasan dan kebebasan anak untuk berekspresi
mengeluarkan idenya dan menyusun sendiri dialognya
e. Mulailah drama dengan
guru menjadi bagian didalamnya.
f. Ketika drama telah
dimulai, cobalah untuk memperkecil partisipasi guru didalamnya.
g. Buatlah bermain drama
berlangsung singkat
h. Jangan memaksa anak untuk ikut serta.
2.
Beberapa
Teknik Untuk Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama
a.
Berdasarkan
jumlah personil pemain
-
Berpasangan
-
Kelompok
kecil
-
Kelompok
besar
b.
Berdasarkan
variasi kegiatan dalam pementasan
-
Dramatisasi
-
Operatte
-
pantomim
c.
Berdasarkan
pengungkapan dialog
-
Direct/langsung
-
Indirect/tidak
langsung
d.
Berdasarkan
keterlibatan guru
-
Guru
tidak terlibat dalam drama
-
Guru
terlibat dalam drama.
3.
Teknik
pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar melalui Metode Sosiodrama
a.
Ide
cerita berdasarkan kolaborasi guru dan anak
b.
Tentukan
sekenario yang tidak terlalu ketat
c.
Dialog
yang spontan
d.
Adakan
latihan dan membuka kesempatan berkomentar secara informal antara guru-anak dan
anak-anak
e.
Mintalah
pendapat anak tentang karakter tokoh yang diperankannya
f.
Adakan
diskusi bersama usai pementasan
4.
Teknik
Pengembangan Perilaku dan Kemmpuan Dasar Melalui metode Bermain Peran
Menurut Pamela A
Coughlin, bermain peran berdampak pada beberapa aspek perkembangan anak, yaitu
sebagai berikut
a.
Perkembangan
sosial
b.
Perkembangan
emosional
c.
Perkembangan
intelektual
Disamping itu, bermain peran dapat juga
mengembangkan hal-hal berikut :
a.
Perkembangan
bahasa
b.
Seni
c.
Perkembangan
fisik
d.
Moral-agama
C.
IMPLIKASI PENGEMBANGAN PERILAKU DAN
KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN
1.
Implikasi
Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Melalui Metode Sosiodrama
a.
Langkah-langkah
pelaksanan kegiatan sosiodrama secara umum, terlepas dari teknik apa yang
hendak dipakai, langkah-langkah sosiodrama dapat diikuti sebagai berikut:
-
Guru
merancang situasi yang mengandung konflik dan mewujudkan secara lisan dan
tertulis.
-
Guru
memberikan briefing, keterangan ringkas tentang masalah, peran, karakter dan
waktu pembagian urutan waktu
2.
Implikasi
Pengembangan Perilaku dan kemampuan Dasar melalui metode Bermain Peran
1.
Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan sosiodrama secara umum terlepas dari teknik apa yang
hendak dipakai, langkah-langkahnya dapat diikuti sebagai berikut:
a.
Guru
merancang situasi yang mengandung konflik dan mewujudkan secara lisan dan
tulisan.
b.
Guru
memberikan briefing, keterangan ringkas tentang masalah, peran, karakter dan
waktu pembagian (urutan) waktu.
c.
Pilih
anak-anak yang sesuai dengan krakteristik peran.
d.
Skenario
direncanakan terlebih dahulu.
e.
Siapkan
peralatannya, kostum, topeng.
f.
Buatlah
sedemikian rupa agar penonton benar-benar memberikan perhatian.
g.
Setelah
selesai, guru meminta anak memberikan pandangan tentang cara penyelesaian
masalah.
h.
Ada
kesimpulan dicapai antara anak dan guru tentang masalah yang didramatisasikan.
2.
Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan bermain peran
a.
Pilihlah
sebuah tema yang dimainkan.
b.
Buatlah
rencana/skenario/naskah jalan cerita.
c.
Buatlah
naskah/sekenario yang fleksibel.
d.
Sediakan
media, alat dan kostum yang diperlukan dalam kegiatan.
e.
Apabila
memungkinkan buatlah alat media dari daur ulang.
f.
Guru
menerangkan teknik bermain peran.
g.
Guru
memberikan kebebasan bermain peran yang disukainya.
h.
Guru
menetapkan peran pendengar ( anak didik yang tidak ikut berperan).
i.
Guru
memberikan kesempatan pada anak untuk merancang jalan cerita dan ending cerita.
j.
Guru
menyarankan kalimat yang baik untuk diucapkan.
k.
Di
akhir kegiatan, adakan diskusi untuk mengulas kembali nilai-nilai pesan yang
terkandung dalam bermin peran untuk diteladani anak.
l.
Khusus
disentra drama, buatlah pra-rencana dan setting tempat yang mendukung untuk 2-4
minggu.
m.
Settinglah
tempat bermain peran dengan gambar-gambar dan dekorasi yang mendukung jalan
cerita.
3.
Penilain
Pengembangan Perilaku dan Kemmpuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode
Sosiodrama dan Bermain Peran.
Baik metode sosiodrama maupun bermain peran mencapai
tujuannya di dalam proses kegiatan itu sendiri. Karena itu, penilaian yang
sesuai adalah bentuk penilaian proses dengan teknik observasi.
BAB III
PENUTUP
Metode sosiodrama adalah suatu cara memerankan
beberapa peran dalam suatu cerita yang menuntut kerja sana di antara para pemerannya.
Dengan pemikiran, metode ini dapat merupakan kelanjutan atau puncak dari
kegiatan bercerita sehingga terdapat beberapa sekolah yang mengemas metode ini
sedemikian rupa dan menggunakan sosiodrama sebagai kegiatan pentas akhir tahun.
Baik metode bermain peran maupun sosiodrama sangat
sesuai dengan karakteristik anak usia dini karena pada saat ini anak berpikir
secara simbolik sehingga menjadikan keduanya sebagai metode pengembangan anak
usia dini adalah sangat tepat dan efektif dalam rangka mengoptimalkan potensi
anak bagi pembentukan kemampuan dasar (fisik, kognitif, seni) dan perilaku
(moral-agama dan sosial-emosional).
Beberapa
Teknik Untuk Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama bisa dilakukan
dengan berdasarkan jumlah personil pemain, berpasangan, kelompok kecil, kelompok
besar, berdasarkan variasi kegiatan dalam pementasan, dramatisasi, operatte, pantomim,
berdasarkan pengungkapan dialog, direct/langsung, indirect/tidak langsung, berdasarkan
keterlibatan guru, guru tidak terlibat dalam drama, guru terlibat dalam drama.
Penilaian terhadap aspek dalam pengembangan perilaku
dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun bertujuan untuk mengamati bagaimana
kemajuan perkembangan yang telah dicapai oleh anak. Teknik yang dapat
dilakuakan penilaian yang sesuai adalah bentuk penilaian proses dengan teknik
observasi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Coughlin, pamela. A, et al. (1997). Creating Child-centered
Classrooms: age year olds. Washington DC: Children Resources International,
Inc.
Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Dombro, Amy Laura (2001). The creative curriculum. Washington DC:
Teaching Strategies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar