Jumat, 09 November 2018

MAKALAH Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini (Usia 3-4 Tahun) Melalui Metode Sosiodrama dan Bermain Peran


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan manusia dengan keadaan sempurna, memberikan nikmat terbesar yakni iman dan islam serta kesehatan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan seluruh umatnya yang istikomah mengikuti tuntunan dan teladannya sampai akhir zaman.

Atas berkat Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini (Usia 3-4 Tahun) Melalui Metode Sosiodrama dan Bermain Peran”.

Seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekeliruan,  kami akan sangat berterimakasih dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat bagi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.


Serang,        April 2018

Penyusun    



DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................... 1
Daftar isi.......................................................................................................................................... 2
BAB I  : Pendahuluan..................................................................................................................... 3
A.    Latar Belakang............................................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
C.     Tujuan Pembahasan...................................................................................................... 3
Bab II  : Pembahasan...................................................................................................................... 4
A.    Hakikat Metode Sosiodrama dan Bermain Peran........................................................ 4
B.     Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Melalui
Metode Sosiodrama dan Bermain Peran...................................................................... 5
C.     Implikasi Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Sosiodrama dan Bermain Peran...................... 5
D.    Penilaian dan Umpan Balik Pengembangan Perilaku
dan Kemampuan Dasar Melalui Metode Sosiodrama dan Bermain Peran.................. 6
BAB III : Penutup.......................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka






         

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metode sosiodrama adalah suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita yang menuntut kerja sana di antara para pemerannya. Dengan pemikiran, metode ini dapat merupakan kelanjutan atau puncak dari kegiatan bercerita sehingga terdapat beberapa sekolah yang mengemas metode ini sedemikian rupa dan menggunakan sosiodrama sebagai kegiatan pentas akhir tahun.
Baik metode bermain peran maupun sosiodrama sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini karena pada saat ini anak berpikir secara simbolik sehingga menjadikan keduanya sebagai metode pengembangan anak usia dini adalah sangat tepat dan efektif dalam rangka mengoptimalkan potensi anak bagi pembentukan kemampuan dasar (fisik, kognitif, seni) dan perilaku (moral-agama dan sosial-emosional).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat metode sosiodrama dan bermain peran?
2.      Bagaimana teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode sosiodrama dan bermain peran?
3.      Apa implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode sosiodrama dan bermain peran?
4.      Bagaimana penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar melalui metode sosiodrama dan bermain peran?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Memahami hakikat metode sosiodrama dan bermain peran
2.      Memahami teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode sosiodrama dan bermain peran
3.      Memahami implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode sosiodrama dan bermain peran
4.      Memahami penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar melalui metode sosiodrama dan bermain peran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      HAKIKAT METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN
1.      HAKIKAT METODE SOSIODRAMA
a)      Pengertian sosiodrama
Kata sosiodrama berasal dari kata, yakni sosio dan drama. Sosio berasal dari kata sosial, sedangkan drama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaanya anak mendapa tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem. Mengajar dengan metode ini bermaksud supaya anak dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial yang didahului dengan dramatisasi di depan kelas oleh beberapa orang anak untuk memperjelas masalah yang akan didiskusikan.
b)      Manfaat dan Tujuan Metode Sosiodrama
Manfaat sosiodrama dalam perkembangannya adalah sebagai berikut:
-          Menyalurkan ekspresi anak-anak dalam kegiatan yang menyenangkan
-          Mendorong aktivitas, inisiatif dan kreatif sehingga mereka berpartisifasi dalam kegiatan bersama.
-          Memahami isi cerita karena ikut memainkannya.
-          Membantu menghilangkan rasa malu, rendah diri dan kemurungan pada anak.
-          Mengajarjkan anak saling membantu dan bekerja sama dalam permainan sosiodrama
-          Menimbulkan rasa saling percaya diri.
Tujuan metode Sosiodrama menurut Joeslina Aziz (Depdikbud,1996) menyatakan bahwa tujuan metode sosiodrama dalam kegiatan pengembangan anak usia dini adalah untuk memecahkan suatu masalah agar anak memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain. Di samping itu, metode ini juga menegmbangkan rasa percaya diri anak.
c)      Bentuk-bentuk Metode Sosiodrama
1.    Dramatisasi bebas
Ialah dramatisasi yang dilakukan anak atas keinginan sendiri dan dengan caranya sendiri.
2.    Dramatisasi terpimpin
Ialah dramatisasi yang dilakukan olek anak-anak dengan bimbingan guru.
d)     Tema-tema yang Cocok untuk Kegiatan Sosiodrama
a.    Tema rumah tangga,  seperti berperan ayah, ibu dan lain-lain.
b.    Tema perawatan dan keselamatan, seperti peran dokter.
c.    Tema fantasi yang mengancam, seperti kedatangan seekor monster, binatang buas dan lain-lain.
e)      Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama
1.    Kelebihan-kelebihan metode sosiodrama
-       Mengembangkan kreatifitas anak
-       Memupuk kerja sama antar anak
-       Menumbuhkan minat anak dalam seni drama
-       Anak lebih memperhatikan isis darama kerena menghayati sendiri
-       Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas
-       Melatih anak menganalisis masalah
-       Memberi peluang pada anak untuk memikirkan solusi
-       Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
-       Mengubah sikaf negatif menjadi positif
-       Memberikan kesempatan kepada naka-anak menghayati nilai-nilai moral yang baik.
2.    Kelemahan-kelemahan metode sosiodrama
-       Apabila ada  ketidak seriusan para pemain, dapat menyebabkan tujuan kegiatan ini tidak tercapai
-       Penonton/ anak yang tidak berperan sering menertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana, dan membuat anak yang berperan menjadi malu, grogi, dan melupakan peran jalan ceritanya
-       Anak yang pemalu atau belum memiliki pengalaman tampil dalam drama dapat timbul perasaan grogi atau takut pada diri anak sehingga bagi anak pemalu sulit menjalankan kegiatan ini pada tahap-tahap awal sehingg perlu bimbingan dan motivasi dari guru yang intens.
-       Manaa t sosiodrama ini lebih bermanfaat bagi para pemain dibandingkan dengan anak-anak yang hanya menonton
-       Suara pemain sering terdengar tidak jelas/tidak terdengar oleh penonton sehingga penonton tidak dapat jelas mengikuti jalan cerita dengan baik karena itu bantuan peralatan sound system/ dubbing sangat perlu diadakan
-       Memerlukan kostum pemain, peralatan, setting panggung yang lengkap dan beragam sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

2.      HAKIKAT METODE BERMAIN PERAN
a.       Pengertian Bermain Peran
Metode bermain peran ini dikategorikan sebagai metode belajar yang berumpun kepada metode perilaku yang diterapkan dalam kegiatan pengembangan. Karakteristiknya adalah adanya kecendrungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang berurutan, konkret dan dapat diamati.
Menurut Giltrap dan Martin, bermain peran adalah memerankan karakter/tinggkah laku dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian masa kini ynag penting, atau situasi imajinatif.
Supriyati berpendapat bahwa metode bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat menegmbangkan daya khayal/ imajinasi dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
Peran diartikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan individu yang ditunjukan kepada orang lain.
b.      Tujuan dan Manfaat Metode Bermain Peran
Tujuan dan manfaat bermain peran adalah sebagai berikut:
-       Anak dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan
-       Memperoleh wawasan tentang sikap-sikap, nilai-nilai, dan persepsinya.
-       Mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
-       Menegmbangkan kreatifitas dengan membuat jalan cerita atas inisiatif anak.
-       Melatih daya tangkap.
-       Melatih daya konsentrasi
-       Melatih membuat kesimpulan.
-       Membantu mengembangkan kognitif
-       Membantu mengembangkan fantasi.
-       Menciptakan suasana yang menyenangkan
-       Mencapoai kemampuan komunikasi
-       Membangun sikap positif
-       Membangun pemikiran yang analistis dan kritis.
-       Membangun sikap positif dalam diri anak.
-       Membangun aspek afektif melalui pengahayatan isi cerita
-       Membuat variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan.


c.       Perkembangan Awal Bermain Peran/Simbolik dan Pola Interaksi Sosial dalam Bermain Peran.
-       Tahap-tahap perkembangan bermain peran/simbolik
-       Pola interaksi sosial anak dalam bermain peran

d.      Tema-tema Bermain Peran
Tema-tema yang dapat dipilih dalam bermain peran, antara lain sebagai berikut:
1.    Aku, Keluargaku, Rumahku
2.    Sajak kanak-kanak
3.    Kebun binatang
4.    Praktik dokter
5.    Rumah sakit
6.    Rumah sakit hewan
7.    Pesta ulang tahun
8.    Perjalanan liburan
9.    Pantai
10.                         Kehidupan laut
11.                         Salon
12.                         Toko sepatu
13.                         Toko pakaian
14.                         Reuni keluarga
15.                         Pernikahan
16.                         Rumah makan
17.                         Hutan
18.                         Pengarang dan ilustrator
19.                         Kegiatan berkemah
20.                         Musisi
21.                         Kebun sayur dan pasar.

e.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran
Kelebihan metode bermain peran
-       Melibatkan anak secara aktif dalam pembelajaran yang dibangunnya sendiri
-       Anak memperoleh umpan balik yang cepat/segera
-       Memungkinkan siswa mempraktikan keterampilan berkomunikasi
-       Sangat menarik minat dan antusias anak
-       Membuat guru mengajar pada ruang lingkup yang luas
-       Mendukung anak untuk berpikir kritis dan analistis
-       Menciptakan percobaan situasi kehidupan dengan model lingkungan yang nyata
Kelemahan metode bermain peran
-       Perlu dibangun imajinasi yang sama antara guru dan anak, dan hal ini tidak mudah
-       Sulit menghadirkan elemen situasi penting seperti yang sebenarnya
-       Jalan cerita biasanya berlangsung singkat

f.       Perbedaan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Perbedaan sosiodrama dan bermain peran terletak pada objek pemain dan peran anak. Dalam bermain peran, anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya, seperti boneka tangan, boneka jari, wayang, tanpa sekenario.
Ada juga yang berpendapat bahwa sosiodrama dilihat dari sudut pandang cara atau metodenya, sedangkan bermain peran menyangkut karakter tokoh yang diperankan, seperti guru, dokter, nenek/kakek. Perbedaan sosiodrama dan bermain peran dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu sebagai berikut
1.      Dari sudut keluasan tema
2.      Dari sudut kesinambungan jalan cerita
3.      Dari sudut permasalhan yang ditampilkan
4.      Dari sudut waktu, dalam bermain peran
5.      Dari sudut tingkat kesulitan dan kesesuaian usia
6.      Dari sudut inisiatif.



B.       TEKNIK PENGEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN DASAR MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN

1.      Petunjuk Untuk Mendukung Pengalaman Bermain Drama
Petunjuk ini berlaku baik bagi metode sosiodrama maupun bermain peran karena kedua metode ini hampir sama dalam pelaksanaannya.
a.    Pilihlah ide cerita/tema sederhana yang digali dari pengalaman anak
b.    Jangan berselang waktu yang lama antara waktu kejadian pengalaman anak, yang akan diangkat menjadi ide cerita, dengan waktu kegiatan.
c.    Hiaslah panggung dengan peralatan dan media sederhana, namun mendekati benda-benda nyata.
d.   Sekenario jangan terlalu ketat, berikan keleluasan dan kebebasan anak untuk berekspresi mengeluarkan idenya dan menyusun sendiri dialognya
e.    Mulailah drama dengan guru menjadi bagian didalamnya.
f.     Ketika drama telah dimulai, cobalah untuk memperkecil partisipasi guru didalamnya.
g.    Buatlah bermain drama berlangsung singkat
h.    Jangan memaksa  anak untuk ikut serta.
2.      Beberapa Teknik Untuk Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama
a.       Berdasarkan jumlah personil pemain
-       Berpasangan
-       Kelompok kecil
-       Kelompok besar
b.      Berdasarkan variasi kegiatan dalam pementasan
-       Dramatisasi
-       Operatte
-       pantomim
c.       Berdasarkan pengungkapan dialog
-       Direct/langsung
-       Indirect/tidak langsung
d.      Berdasarkan keterlibatan guru
-       Guru tidak terlibat dalam drama
-       Guru terlibat dalam drama.
3.      Teknik pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar melalui Metode Sosiodrama
a.       Ide cerita berdasarkan kolaborasi guru dan anak
b.      Tentukan sekenario yang tidak terlalu ketat
c.       Dialog yang spontan
d.      Adakan latihan dan membuka kesempatan berkomentar secara informal antara guru-anak dan anak-anak
e.       Mintalah pendapat anak tentang karakter tokoh yang diperankannya
f.       Adakan diskusi bersama usai pementasan
4.      Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemmpuan Dasar Melalui metode Bermain Peran
Menurut Pamela A Coughlin, bermain peran berdampak pada beberapa aspek perkembangan anak, yaitu sebagai berikut
a.       Perkembangan sosial
b.      Perkembangan emosional
c.       Perkembangan intelektual
Disamping itu, bermain peran dapat juga mengembangkan hal-hal berikut :
a.       Perkembangan bahasa
b.      Seni
c.       Perkembangan fisik
d.      Moral-agama

C.      IMPLIKASI PENGEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN

1.      Implikasi Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Melalui Metode Sosiodrama
a.    Langkah-langkah pelaksanan kegiatan sosiodrama secara umum, terlepas dari teknik apa yang hendak dipakai, langkah-langkah sosiodrama dapat diikuti sebagai berikut:
-       Guru merancang situasi yang mengandung konflik dan mewujudkan secara lisan dan tertulis.
-       Guru memberikan briefing, keterangan ringkas tentang masalah, peran, karakter dan waktu pembagian urutan waktu
2.      Implikasi Pengembangan Perilaku dan kemampuan Dasar melalui metode Bermain Peran
1.      Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sosiodrama secara umum terlepas dari teknik apa yang hendak dipakai, langkah-langkahnya dapat diikuti sebagai berikut:
a.       Guru merancang situasi yang mengandung konflik dan mewujudkan secara lisan dan tulisan.
b.      Guru memberikan briefing, keterangan ringkas tentang masalah, peran, karakter dan waktu pembagian (urutan) waktu.
c.       Pilih anak-anak yang sesuai dengan krakteristik peran.
d.      Skenario direncanakan terlebih dahulu.
e.       Siapkan peralatannya, kostum, topeng.
f.       Buatlah sedemikian rupa agar penonton benar-benar memberikan perhatian.
g.      Setelah selesai, guru meminta anak memberikan pandangan tentang cara penyelesaian masalah.
h.      Ada kesimpulan dicapai antara anak dan guru tentang masalah yang didramatisasikan.

2.      Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan bermain peran
a.       Pilihlah sebuah tema yang dimainkan.
b.      Buatlah rencana/skenario/naskah jalan cerita.
c.       Buatlah naskah/sekenario yang fleksibel.
d.      Sediakan media, alat dan kostum yang diperlukan dalam kegiatan.
e.       Apabila memungkinkan buatlah alat media dari daur ulang.
f.       Guru menerangkan teknik bermain peran.
g.      Guru memberikan kebebasan bermain peran yang disukainya.
h.      Guru menetapkan peran pendengar ( anak didik yang tidak ikut berperan).
i.        Guru memberikan kesempatan pada anak untuk merancang jalan cerita dan ending cerita.
j.        Guru menyarankan kalimat yang baik untuk diucapkan.
k.      Di akhir kegiatan, adakan diskusi untuk mengulas kembali nilai-nilai pesan yang terkandung dalam bermin peran untuk diteladani anak.
l.        Khusus disentra drama, buatlah pra-rencana dan setting tempat yang mendukung untuk 2-4 minggu.
m.    Settinglah tempat bermain peran dengan gambar-gambar dan dekorasi yang mendukung jalan cerita.
3.      Penilain Pengembangan Perilaku dan Kemmpuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Sosiodrama dan Bermain Peran.
Baik metode sosiodrama maupun bermain peran mencapai tujuannya di dalam proses kegiatan itu sendiri. Karena itu, penilaian yang sesuai adalah bentuk penilaian proses dengan teknik observasi.













BAB III
PENUTUP

Metode sosiodrama adalah suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita yang menuntut kerja sana di antara para pemerannya. Dengan pemikiran, metode ini dapat merupakan kelanjutan atau puncak dari kegiatan bercerita sehingga terdapat beberapa sekolah yang mengemas metode ini sedemikian rupa dan menggunakan sosiodrama sebagai kegiatan pentas akhir tahun.
Baik metode bermain peran maupun sosiodrama sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini karena pada saat ini anak berpikir secara simbolik sehingga menjadikan keduanya sebagai metode pengembangan anak usia dini adalah sangat tepat dan efektif dalam rangka mengoptimalkan potensi anak bagi pembentukan kemampuan dasar (fisik, kognitif, seni) dan perilaku (moral-agama dan sosial-emosional).
Beberapa Teknik Untuk Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama bisa dilakukan dengan berdasarkan jumlah personil pemain, berpasangan, kelompok kecil, kelompok besar, berdasarkan variasi kegiatan dalam pementasan, dramatisasi, operatte, pantomim, berdasarkan pengungkapan dialog, direct/langsung, indirect/tidak langsung, berdasarkan keterlibatan guru, guru tidak terlibat dalam drama, guru terlibat dalam drama.
Penilaian terhadap aspek dalam pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun bertujuan untuk mengamati bagaimana kemajuan perkembangan yang telah dicapai oleh anak. Teknik yang dapat dilakuakan penilaian yang sesuai adalah bentuk penilaian proses dengan teknik observasi.












.


DAFTAR PUSTAKA

Coughlin, pamela. A, et al. (1997). Creating Child-centered Classrooms: age year olds. Washington DC: Children Resources International, Inc.
Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dombro, Amy Laura (2001). The creative curriculum. Washington DC: Teaching Strategies.

Tidak ada komentar:

TAKSONOMI BERPIKIR

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta yang telah menerangi hambanya yang takwa de...