Jumat, 09 November 2018

MAKALAH OPTIMALISASI POTENSI ANAK


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan manusia dengan keadaan sempurna, memberikan nikmat terbesar yakni iman dan islam serta kesehatan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan seluruh umatnya yang istikomah mengikuti tuntunan dan teladannya sampai akhir zaman.
Atas berkat Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul OPTIMALISASI POTENSI ANAK”.
Seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekeliruan,  kami akan sangat berterimakasih dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat bagi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
         
                                                                             Serang,     November  2018


                                                     Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................................ 3
BAB II  PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
A. Pengertian Optimalisasi................................................................................................ 4
B. Pengertian Potensi Anak............................................................................................... 4
C. Mengoptimalisasikan Kecerdasan Anak Sejak Dini..................................................... 12
D. Cara Mengoptimalkan Potensi Anak............................................................................ 15
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 19





BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering di sebut dengan Golden Age, masa inilah kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak dan sebisa mungkin harus dioptimalkan dalam menggali potensinya. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosio emosional. Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini dimulai dengan pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran. We know nothing kita tidak tahu apa apa, berarti kita harus memulai dari nol dan mencoba mencari tahu apa yang kita tidak tahu .
Betapa pentingnya optimalisasi potensi anak dilakukan, kadang kita sebagai guru atau orang tua bingung bagaimana cara mengoptimalisasi potensi anak tersebut.
B.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud Optimalisasi ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Potensi anak ?
3.      Bagaimana cara mengoptimalisasikan kecerdasan anak sejak dini ?
4.      Bagaiman cara mengoptimalkan kecerdasan anak ?

C.       TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagia berikut :
1.      Mengetahui Pengertian Optimalisasi
2.      Mengetahui Pengertian Potensi anak
3.      Mengetahui cara mengoptimalkan kecerdasan anak sejak dini.
4.      Mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan Kecerdasan Anak.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN OPTIMALISASI
     Pengertian Optimalisasi Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Optimalisasi adalah  berasal  dari  kata dasar  optimal yang  berarti  terbaik,  tertinggi,  paling  menguntungkan,  menjadikan paling  baik,  menjadikan  paling  tinggi,  pengoptimalan  proses, cara,  perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya) sehingga optimalisasi  adalah  suatu  tindakan,  proses,  atau  metodologi  untuk  membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.
-       Menurut
Machfud  Sidik  berkaitan  dengan Optimalisasi  suatu  tindakan/kegiatan
untuk meningkatkan dan  Mengoptimalkan. Untuk itu diperlukan intensifikasi dan
ekstensifikasi subyek dan obyek tertentu.
-       Menurut
Winardi  (1996:363)  optimalisasi  adalah  ukuran  yang  menyebabkan  tercapainya
tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia
dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.
B.       PENGERTIAN POTENSI ANAK
     Ada beberapa pengertian dari kata potensi yang secara umum maupun yang merupakan pendapat dari para ahli. Arti dari kata potensi sendiri sangat mudah untuk anda temukan melalui Google maupun media search engine yang lain. Secara umum pengertian potensi adalah sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat mungkin untuk dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu kemampuan yang masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Pada manusia sendiri sangat penting untuk memahami potensi diri sendiri, sehingga anda dapat mengembangkan kemampuan yang tepat dan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Dengan mengembangkan potensi diri anda akan menjadi lebih bermanfaat dan akan merasa lebih hidup apabila anda benar-benar memahami potensi diri dan mengembangkannya.
Pengertian Potensi Menurut Para Ahli
Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari Potensi, salah satu pakar yang mencoba mendeskripsikan kata potensi.
-       Menurut Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata. Dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sementara menurut Majdi potensi adalah kemampuan yang masih bisa di kembangkan lebih baik lagi, secara sederhana potensi merupakan kemampuan terpendam yang masih perlu untuk dikembangkan.
Ada beberapa pakar lain yang mencoba menjelaskan pengertian potensi dengan lebih baik, seperti misalnya
-       Menurut Endra K Pihadhi yang menjelaskan bahwa potensi adalah suatu energi ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa kekuatan, minat, bakat, kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan secara optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa.
-       Sedangkan Menurut Sri Habsari juga mencoba menjelaskan arti dari kata potensi, yang mana menurutnya potensi adalah kemampuan maupun kekuatan pada diri yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang tepat dan baik.
Potensi sendiri ada beberapa macam dan jenisnya, salah satu jenisnya adalah potensi berpikir. Potensi berpikir sendiri dimiliki oleh semua manusia di dunia, hal ini membuat manusia dimungkinkan untuk mempelajari hal-hal baru dan juga menghasilkan ide-ide dan juga pemikiran baru ataupun informasi baru. Selain itu ada juga potensi fisik yang merupakan potensi yang dimiliki manusia dalam sisi fisik yang biasanya dapat melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Orang yang memiliki potensi fisik akan mudah mempelajari segala macam olahraga dan segala jenis permainan dalam olahraga seperti sepakbola, bulu tangkis, dan lain sebagainya.
Ada beberapa ciri umum yang terdapat pada kelompok anak usia dini, antara lain yaitu: penuh rasa ingin tahu; senang membentuk dan memainkan benda-benda, berkeingingan meniru perilaku orang dewasa, berkeinginan berkomunikasi dan berbagi pengalaman dengan orang lain; berkeinginan  untuk mengekspresikan diri secara kreatif serta membutuhkan partisipasi dalam kegiatan fisik.
Dari ciri-ciri tersebut diatas, dibawah ini akan diuraikan secara khusus tiga aspek perkembangan anak. Yaitu perkembangan keterampilan motorik dan perubahan fisik, perkembangan bahasa dan kognisi serta perkembangan emosi dan sosial.
1.    Perkembangan Keterampilan Motorik dan Perubahan Fisik
Aspek perkembangan fisik – psikomotorik : pertumbuhan fisik telah mencapai kematangan, anak mampu mengontrol tubuh dan keseimbangan, melakukan berbagi aktifitas dan keterampilan fisik yang berhubungan dengan berbagai variasi, memegang benda dan berjalan, membaca, duduk dan mendengarkan dalam periode waktu yang cukup lama. Pertumbuhan fisik berjalan lamban, rata-rata tinggi badan antara 105 cm – 129 cm dengan variasi antara 10 cm hingga 20 cm, serta rata-rata berat badan antara 17 kg hingga 24 kg dengan variasi antara 2 kg hingga 10 kg.
Perkembangan motorik anak lebih terkoordinasi  terutama dengan tangan, kaki dan mata. Siap mempelajari dan terlibat aktif dalam berbagai keterampilan dan bermain olah raga formal seperti senam, renang, sepak-bola dan permainan yang menggunakan alat Bantu. Keterampilan motorik kasar lebih dikuasai anak laki-laki, sementara anak perempuan lebih menguasai keterampilan motorik halus. Perkembangan motorik yang makin baik dan beragam memungkinkan anak mengenal dunia secara fisik maupun simbolik secara lebih luas.
Kegiatan fisik penting bagi anak untuk mengembangkan berbagai keterampilan serta upaya mengontrol dan mengekspresikan kekuatan fisik. Keterlibatan dalam aktivitas fisik mendorong pertumbuhan rasa aman, memperoleh tempat dalam kelompok teman sebaya dan konsep diri yang positif. Aktivitas fisik merupakan hal utama bagi pertumbuhan kognitif secara baik. Anak membutuhkan kegiatan fisik untuk membantu memahami berbagai konsep abstrak, seperti orang dewasa memerlukan contoh dan ilustrasi untuk memahami konsep yang tidak diketahui. Anak tergantung secara total terhadap pengalaman pertama menangani sesuatu hal bagi perkembangan kognitif pada tahap yang lebih tinggi.
Keterampilan fisik yang mendasar harus dikembangkan secara terus menerus selama masa sekolah sebagai respon terhadap minat, sikap fisik, pengalaman hidup anak, serta harapan orang lain. Anak menggunakan keterampilan dalam berbagi situasi kompleks pada saat bermain. Memfasilitasi anak bermain berarti memberi kesempatan penting yang diperlukan dalam kehidupan.
2.     Perkembangan Bahasa dan Kognisi
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif – bahasa, kemampuan mental anak usia dini berada pada tahap pra-operasional menuju operasional konkret. Anak memiliki kemampuan mental untuk berpikir tentang sesuatu dan menyelesaikan permasalahan dengan pemikiran , karena telah dapat memanipulasi objek-objek simbolik. Anak mampu membedakan secara jelas antara fantasi dan realitas serta mampu menggunakan pemikiran untuk memberikan penilaian atau membuat keputusan . Aktivitas mental terfokus pada hal yang nyata, objek-objek yang dapat diukur oleh peristiwa-peristiwa. Anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorasi, berpikir tentang sesuatu, menggunakan symbol kata nomor untuk melambungkan objek dan hubungan antara objek, serta berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa.
Kualitas kemampuan kognisi yang dimilki anak ialah : (a) desentrasi (decentration), yakni memahami masalah yang berhubungan dengan waktu; (b) sensitivitas transformasi (sensitivity of transformation), yaitu memperhatikan dan mengingat secara signifikan objek serta menyimpan ingatan dalam waktu yang lama; dan (c) reversibilitas (reversibility) atau langkah awal memecahkan masalah dengan cara membayangkan kembali kondisi nyata permasalahan .
Keterampilan kognitif yang dimiliki pada tahap perkembangan ini adalah: klasifikasi, konservasi, merangkai / mengurut / membandingkan, memahami perbedaan waktu, memahami hubungan tempat dan ruang, mengorganisasi dan mengingat informasi, negasi, identifikasi, kompensasi, serta membuat hipotesis sederhana. Anak memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman.
Perkembangan bahasa ditandai dengan pembendaharaan kata yang bertambah. Anak memahami arti atau makna kata, menggunakan dan membuat kata berstruktur, menggunakan dua bahasa dengan pemahaman masing-masing, memahami pandangan orang lianh, melakukan komunikasi/ percakapan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta menggunakan kekuatan komunikasi.
3.    Perkembangan Emosi dan Sosial
Perkembangan psikososial, emosional dan moral adalah mengembangkan perasaan berkemampuan. Pengembangan perasaan berkemampuan menurut anak untuk memiliki pengetahuan dan mengenal keterampilan dalam budayanya.
Penting bagi anak untuk mengembangakn hubungan positif dengan teman sebaya dalam rangka mempromosikan kemampuan mengatasi egosentris, memahami nilai proses demokratis, melakukan kompreomi, kerajsama, kompetisi, kesehatan mental dan berfunbgsi sebagai anggota keluarga. Anak mulai mengembangakan perasaan tentang diri dari pengalaman dan pengetahuan tentang keunikan diri sebagai manusia, memiliki keyakianan , memahami sifat diri dan belajar membedakan pemikiran dan perasaan mereka dari orang lain. Perasaan diri yang positif mengembangkan konsep diri yang positif, memahami peran dan posisi diri serta melakukan penyesuaian diri.
Pada usia enam tahun anak mulai menginternalisasikan aturan-aturan moral berperilaku dan memiliki kata hati. Tahapan pertimbangan moral anak berkembang dari perilaku baik, apabila dapat saling memberi pada pertimbangan baik atas dasar hukum, Upaya Orangtua dalam Meningkatkan Kecerdasan dan Kreativitas anak Unsur Penunjang Pengembangan Kecerdasan. Setiap anak lahir dengan potensi tertentu dan kebutuhan perkembangan yang perlu dipenuhi. Selain kebutuhan akan gizi dan kesehatan, anak memerlukan lingkungan yang memberinya berbagai kesempatan dan kemungkinan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai oleh beberapa proses-proses yang fundamental. Tanda esensial, dalam perkembangan usia 1-4 tahun, yaitu:
Pada permulaan periode ini, anak bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan bantuan. Selanjutnya anak dapat meloncat, memanjat, merangkak dibawah meja dan kursi, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus dengan tangan, pada usia 4 tahun, tangan dan mata mulai bekerja sama dalam koordinasi yang baik. Pada usia ini, tangan merupakan alat untuk mengadakan eksplorasi keliling,pada usia 4 tahun, anak sudah dapat mengambil bagian secara aktif dala percakapan di rumah, dan berkomunikasi dengan teman-teman sebaya. Pada akhir periode ini, anak sudah mengerti nama-nama benda dan dapat menanyakan nama benda yang belum diketahuinya, anak sudah mengerti ruang dan waktu. Ia mulai mengerti perbedaan siang dan malam, mulai ada pengertian akan norma-norma melalui kata-kata “baik”, “buruk”, “tidak boleh”, “jangan”, dsb, anak sudah dapat membuat rencana, memikirkan apa yang akan dilakukannya, adanya keinginan bergaul bersama orang dewasa, dan mampu untuk bermain bersama dengan teman sebaya dan memperhatikan aturan-aturan yang ada. (Prof. Dr. F.J. Monks dan Prof. Dr. A.M.P. Knoers dalam Prof. Dr. Siti Rahayu Haditono)
Syamsu Yusuf (2004:156) menjelasknan bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan pada keluarga tersebut. Bila anak diasuh dengan menggunakan pola yang mengarahkan pada pribadi yang sehat mental maka anak akan cenderung memiliki mental yang sehat, kontak yang berlebihan dengan anak; perawatan/pemberian bantuan kepada anak dengan terus-menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri; mengawasi kegiatan anak secara berlebihan; memecahkan masalah anak Perasaan tidak aman, agresif dan dengki, mudah gugup, melarikan diri dari kenyataan, sangat tergantung, ingin menjadi pusat perhatian, bersikap menyerah, lemah dalam”ego strength”, aspirasi dan toleransi terhadap frustasi, kureang mampu mengendalikan emosi, menolak tanggung jawab, kurang percaya diri, sudah terpengaruh, peka terhadap kritik, bersikap ”yes men”, egois/selfish, suka bertengkar, tromblemaker (pembuat onar), sulit dalam bergaul, mengalami ”homesick”
-            Premissiveness
Memberikan kebebasan untuk berpikir (berusaha), menerima gagasan atau pendapat , membuat anak merasa diterima dan merasa kuat; toleran dan memahami kelemahan anak; cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada menerima, pandai mencari jalan keluar, dapat bekerja sama, percaya diri, penuntut dan tidak sabaran.
-            Rejection
Bersikap masa bodoh; bersikap kaku; kurang mempedulikan kesejahterakan anak;menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak
Agresif; subnissive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut; sulit bergaul; pendiam; sadis.
-            ascceptance
Memberikan perhatian dan cinta kasih kepada anak; menempatkan anak dalam posisi yang penting didalam rumah; mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak; bersikap respek terhadap anak; mendorong anak untuk menyatakan perasaan/pendapatnya; berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya
Mau bekerjasama, bersahabat, royal, emosinya stabil, ceria dan bersikap optimis, mau menerima tanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, memiliki perencanaan yang jelas untuk mencapai masa depan, bersikat realistik.
-            Domination
Mendominasi anak
Bersikap sopan dan sangat hati-hati; pemalu, penurut, inverior dan mudah bingung, tidak bisa bekerjasama.
-            Subnission
Senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak; membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah, tidak patuh; tidak bertanggung jawab; agresif dan teledor; bersikap otoriter; terlalu percaya diri.
-            Punitiveness/ overdiscipline
     Mudah memberikan hukuman; menanamkan kedisiplinan secara keras.
-            Implusif; tidak dapat mengambil keputusan; nakal; sikap bermusuhan atau agresif.
Orangtua dan masyarakat mendambakan anak yang cerdas, sehat, bermoral, berbudi pekerti luhur, ceria, mandiri dan kreatif. Untuk tercapainya harapan itu maka perlu diupayakan beberapa faktor sebagai berikut.
1.      Unsur Penunjang Pengembangan Kecerdasan
Panca Indra: Panca indra perlu dirangsang agar anak memiiki ketajaman dan kemampuan mendeferensiasikan berbagai rangsang, otot-otot: Anak perlu diberi kebebasan bergerak guna mengmbangkan kemampuan gerakan kasar dan mengendalikan koordinasi geraknya, rasa ingin tahu: rasa ingin tahu merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi bahkan oleh anak usia dini sekalipun. Mereka menyatakannya melalui gerak isyarat maupun pertanyaan. Oleh karena itu orangtua dan mengasuh harus tanggap sehingga dapat memberikan rangsangan yang tepat.
Bahasa: Ada empat tugas perkembangan bicara yang perlu diperhatikan pengembangannya yaitu mengerti pembicaraan oranglain, menyusun dan menambah pembendaharaan kata, menggabungkan kata menjadi kalimat, serta pengucapan yang baik dan benar.
Intelegensi: Bila sejak dini seorang anak dilatih belajar mengorganisasi berbagai informasi dan rangsangan yang diterimanya, maka diharapkan anakakan menjadi tanggap dan cerdas.

2. Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini 
Dengan berkembangnya kemampuan bicara, koordinasi sensomotorik dan daya pikir anak, maka seorang anak dapat mengekspresikan semua gagasan yang ada dalam pikiran dan perasaannya baik dalam bentuk verbal, grafis maupun perbuatan.
Torrance mengajukan beberapa saran untukmenciptakan suasana kondusif untuk terjadinya ekspresi kreatif. Antara lain dengan menghormati oertanyaan yang tidak biasa, menghormati ide imajinatif dan kreatif, menunjukkan kepada anak bahwa ide anak memiliki makna, serta menghindari tumbuhnya perasaan takut dinilai pada diri anak.
3. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kreativitas Anak usia dini
    Mengusahakan agara anak tetap sehat, memberi rangsangan pada seluruh indera, memberi peluang agar anak senang bercakap-cakap, membaca, menyanyi, menari, memberi cukup perhatian, kasih sayang dan rasa aman dalam takaran yang tepat.
Terlibat dalam kegiatan anak secara wajar. Usahakan agar anak menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, memberi kemudahan dalam berbagai sarana untuk mengembangkan kcerdasandan krativitas, memberi waktu dan suasana yang memungkinkan anak menyibukkan diri, berimajinasi dan bereksperimen secara aman, memberi kesempatan bagi anak untuk menyalurkan hasrat ingin tahu dan keinginan menjelajahi dunia luar selain keluarganya serta memberi kesempatan untuk mencoba mengerjakan tugas yang sulit dan mengandung resiko dalam batasan usianya.
C.      MENGOPTIMALISASIKA KECERDASAN ANAK SEJAK DINI
Peran orangtua pada dasarnya anak-anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal.
Orang tua memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini semua dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau menerima anak apa adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul dimasa datang.
Memahami anak keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satusama lain namun saling melengkapi dan berharga.Selain memahami bahwa anak merupakan individu yan unik, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya memahami anak, yaitu bahwa anak adalah: anak bukan orang dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa ukuran mini.
Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak. Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam.Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan.
Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologis. Ada fase-fase perkembangan yang dilaluinya dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai dengan ciri-ciri masing-masing fase perkembangan tersebut.
SenangMeniru
Anak-anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk perilaku bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru.
Kreatif
Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah, kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di TK atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen, sementara cara berfikir secara divergen kurang dirangsang.
Orang tua dan guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak namun secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin tampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas Menyadari akan arti pentingnya orang tua bagi pengembangan kecerdasan dan kreativitas anak, maka sangat dianjurkan kepada setiap orang tua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra-putrinya untuk mengembangkan kemampuan bahasa misalnya, biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si kecil. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika anak dapat diperkenalkan konsep matematika secara sederhana, misalnya menghitung jumlah anak tangga. Sementara untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mengamati tumbuhnya kecambah, proses telur yang menetas dan sebagainya. Kaitkan semua kegiatan diatas sebagai suatu aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini adalah hal-hal yang merangsang pengembangan kecerdasan anak.
Banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya. Orang tua John Irving misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan terlibat secara intelektual bersama John setiap hari, sehingga akhirnya ia menjadi penulis ternama. Begitu pula orang tua Steven Spielberg, tak jemu-jemunya berdialog dan melayani aneka pertanyaan serta rasa ingin tahu Steven, sehingga akhirnya ia menjadi sutradara film terkenal. Tak terkecuali orang tua Thomas Alva Edison memegang peranan penting bagi perkembangannya sehingga ia menjadi seorang penemu ulung.
Rumah yang menunjang kreativitas adalah rumah dimana anak dan orang dewasa yang berada didalamnya terlibat dalam kebiasan kreatif. Aktivitas mendongeng atau membacakan cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak. Melalui dongeng, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui dialog batin si kecil dengan dongeng-dongeng yang didengarnya itu, tanpa sadar mereka telah menyerap beberapa sifat positif, sperti keberanian, kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi binatang, membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya.
Mengembangkan kecerdasan emosional.
Beberapa ahli mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya, kecerdasan atau angka IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan. Ada faktor lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional ini dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain serta bertindak bijaksaadalam hubungan antar manusia. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin dan penuh semangat tidak mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya (Seto Mulyadi).

D.      CARA MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK
Pendidik dan Orang tua sangat berperan penting dalam mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki Siswa. Kerjasama antara guru, keluarga, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengembangkan Potensi tersebut. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan antara keluarga, guru, dan lingkungan adalah sebagai berikut :
1.    Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.    Bantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
3.    Kembangkan konsep diri positif pada anak.
4.    Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai bidang.
5.    Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan.
6.    Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
7.    Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
8.    Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
9.    Sediakan dan fasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
10.     Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan potensinya.
11.     Jalin hubungan baik serta akrab antara orang tua / guru dengan anak.
12.     Menyalurkan potensi tersebut.
13.     Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat yang dimiliki







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pengertian Optimalisasi Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Optimalisasi adalah  berasal  dari  kata dasar  optimal yang  berarti  terbaik,  tertinggi,  paling  menguntungkan,  menjadikan paling  baik,  menjadikan  paling  tinggi,  pengoptimalan  proses, cara,  perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya) sehingga optimalisasi  adalah  suatu  tindakan,  proses,  atau  metodologi  untuk  membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.
pengertian dari kata potensi yang secara umum maupun yang merupakan pendapat dari para ahli. Arti dari kata potensi sendiri sangat mudah untuk anda temukan melalui Google maupun media search engine yang lain. Secara umum pengertian potensi adalah sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat mungkin untuk dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu kemampuan yang masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan antara keluarga, guru, dan lingkungan adalah sebagai berikut :
1.  Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.  Bantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
3.  Kembangkan konsep diri positif pada anak.
4.  Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai bidang.
5.  Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan.
6.  Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
7.  Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
8.  Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
9.  Sediakan dan fasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
10.  Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan potensinya.
11.  Jalin hubungan baik serta akrab antara orang tua / guru dengan anak.
12.  Menyalurkan potensi tersebut.
13.  Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat yang dimiliki

















DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Soeparwoto. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT Unnes Press

Tidak ada komentar:

TAKSONOMI BERPIKIR

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta yang telah menerangi hambanya yang takwa de...