BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
dan pertumbuhan seorang anak mempunyai beberapa masa penting yang tidak bisa di
lewatkan begitu saja. Masa penting dalam perkembangan seorang anak adalah
ketika ia masih berusia dini, yaitu ketika lahir hingga usianya mencapai
balita.
Masa – masa
tersebut seringkali disebut sebagai golden age, yaitu masa – masa dimana
seorang anak sedang menyerap segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya dan
yang ada di sekitarnya, dan semua yang diserapnya tersebut akan mempengaruhi
perkembangan anak secara mental dan kepribadian.
Ada yang
menyebut bahwa masa golden age anak adalah dari usia 0 – 5 th namun ada pula
yang menyatakan bahwa masa emas pertumbuhan anak adalah dari usia 0-8 tahun.
Usia dini adalah waktunya seorang anak mengalami perkembangan secara kognitif,
fisik, sosial dan emosional. Menyaksikan seorang anak mengalami perkembangan
motorik, kognitif, emosi, bahasa dan sosial adalah suatu hal yang menakjubkan
bagi orangtua atau pengasuhnya.
Menyaksikan
seorang anak mengalami perkembangan yang pesat seringkali membuat para orang
tua takjub dan kewalahan, bahkan tidak bisa mengikuti secara detil perkembangan
si anak. Studi tentang perkembangan manusia adalah sebuah materi yang kaya dan
bervariasi.
Walaupun semua
orang memiliki pengalaman sendiri mengenai perkembangannya, namun terkadang
sulit untuk benar – benar memahami bagaimana tepatnya manusia tumbuh, berubah
dan belajar. Membicarakan psikologi anak usia dini, juga tidak dapat dilepaskan
dari kajian tentang kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperlukan dalam
psikologi pendidikan yang perlu diketahui orang tua dan guru.
Psikologi
perkembangan adalah bagian dari cabang – cabang psikologi berupa suatu kajian
yang dilakukan untuk memahami dan menjelaskan bagaimana manusia bertumbuh dan
berubah di sepanjang garis hidupnya. Para peneliti menjelajah berbagai macam
hal yang dapat mempengaruhi, termasuk bagaimana susunan genetik dapat
mempengaruhi perkembangan anak sebagaimana juga pengalaman berperan dalam hal
tersebut.
Termasuk ke
dalam psikologi perkembangan anak usia dini adalah perkembangan fisik,
kognitif, bahasa, moral dan sosio- emosional. Sedangkan psikologi anak membahas
tentang tumbuh kembang anak secara lebih spesifik.
B.
Rumusan Masalah
Berikut adalah
rumusan masalah yang timbul dari latar belakang masalah sebagaimana tersebut di
atas:
1.
Apa
pengertian psikologi dan perkembangan anak?
2.
Apa
tujuan dan prinsip perkembangan anak?
3.
Apa faktok-faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
C.
Manfaat dan Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat ditarik manfaat dan tujuan penulisan sebagai
berikut :
1.
Mengetahui
pengertian psikologi dan perkembangan anak
2.
Mengetahui
tujuan dan prinsip perkembangan anak
3.
Mengetahui
faktok-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi dan Perkembangan
Menurut asal katanya,
psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang
berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu, sehingga secara
etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang
jiwa.[1]
Definisi
Psikologi dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata Bahasa
Inggris “Psychology”. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber
dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang
berarti ilmu.[2]
Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa disebut ilmu yang
mempelajari kejiwaan atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa
manusia.
Menurut Attan
Long (1990), perkembangan pada manusia adalah perubahan yang bersifat
kualitatif. Sifat perubahan ini tidak dapat diukur, tetapi jelas berlaku. Jadi,
perkembangan ialah aspek perubahan yang dialami individu yang bersifat
kualitatif, tidak dapat diukur tetapi jelas kelihatan berubah melalui peredaran
masa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian psikologi perkembangan adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang
mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi
khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah
laku individu.
B.
Periodesasi Psikologi Perkembangan
Menurut
beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan
individu, yaitu:[3]
1.
Periodisasi
yang berdasar biologis.
Periodisasi
atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses
biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu a) Fase anak kecil : 0 – 7 th,
b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja : 14 – 21 th
2.
Periodisasi
yang berdasar psikologis.
Tokoh utama
yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah Oswald Kroch.
Ia menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa psikologi
perkembangan, karena dia yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a) Dari lahir sampai masa “trotz”
(kegoncangan) pertama: kanak-kanak awal. b) Trotz pertama sampai trotz
kedua : masa bersekolah. c) Trotz kedua sampai akhir remaja: masa
kematangan.
3.
Periodisasi
yang berdasar didaktis.
Pembagian
masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A.
Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi
berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
a.
Masa
sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
b.
Masa
bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
c.
Masa
bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
d.
Masa
kanak-kanak awal (early childhood): 2-6 th
e.
Masa
kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
f.
Masa
puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
g.
Masa
remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
h.
Masa
dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
i.
Masa
dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
j.
Masa
usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
C.
Ruang Lingkup Perkembangan Anak Usia Dini
Terdapat
beberapa ruang lingkup psikologi perkembangan anak usia dini , diantaranya:
1. Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
Setiap kemajuan
yang ditunjukkan anak merupakan bagian dari perkembangan fisik. Proses
perkembangan anak biasanya terjadi secara berurutan, maka dari itu biasanya
satu langkah kemajuan akan berlangsung lebih dulu sebelum yang lainnya.
Ada dua macam
tipe perkembangan fisik anak usia dini:
a.
Perkembangan Motorik. Sejalan
dengan pertumbuhan seorang anak, maka kemampuan motoriknya juga akan bertambah
matang. Anak akan menjadi semakin mampu melakukan gerakan-gerakan yang lebih
kompleks.
b.
Pertumbuhan Fisik.
Pada anak – anak, perkembangan fisik mengikuti suatu pola tertentu, yakni:
1)
Otot
besar berkembang sebelum otot yang lebih kecil. Otot di bagian pusat tubuh,
lengan dan kaki berkembang lebih dulu sebelum otot yang terletak di jari dan
tangan. Anak – anak belajar untuk menguasai kegiatan yang menggunakan motorik
kasar lebih dulu sebelum dapat menguasai gerakan yang menggunakan fungsi
motorik halus.
2)
Bagian
tengah tubuh berkembang sebelum area lainnya. Otot – otot yang bertempat di
bagian tengah tubuh menjadi semakin kuat dan berkembang lebih awal daripada
otot – otot yang berada di kaki dan tangan.
3)
Perkembangan
mulai dari atas ke bawah dan sebaliknya. Inilah sebabnya seorang bayi terlebih
dulu belajar untuk mengangkat kepalanya sebelum ia bisa belajar berjalan,
karena perkembangan otot pada anak terjadi mulai dari kepala lebih dulu,
kemudian ke kaki.
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Tahap
selanjutnya pada psikologi perkembangan anak usia dini adalah perkembangan
kognitifnya. Usia dini bukan hanya waktu untuk perkembangan fisik, tetapi juga
waktu untuk anak mengembangkan kemampuan kognitifnya. Termasuk dalam perkembangan
kognitif yaitu memori, pemecahan masalah, kemampuan berpikir, dan penalaran
yang akan muncul selama masa kanak –
kanak dan berkembang. Ada beberapa tahap perkembangan kognitif anak yaitu:
a.
Tahap Sensorimotor.
Tahap ini berada pada periode selama usia anak 0-2 tahun, ketika pengetahuan
anak tentang dunianya dan lingkungannya masih terbatas melalui penerimaan
indera dan geraknya. Tingkah laku anak terbatas pada respons motorik sederhana
berdasarkan rangsangan sensoriknya.
b.
Tahap Pra Operasional.
Tahap ini berada pada usia anak 2-6 tahun ketika anak sudah mulai belajar untuk
menggunakan bahasa. Saat ini anak belum mengerti tentang logika, belum dapat
memanipulasi informasi secara mental dan belum mampu mengambil sudut pandang
orang lain tentang suatu masalah.
c.
Tahap Konkret Operasional.
Suatu tahap saat anak berusia 7 -11 tahun ketika ia sudah mulai mengerti cara
berpikir rasional. Anak sudah bisa melakukan tugas seperti menyusun, membagi,
melipat, memisahkan, menggabungkan, dan menderetkan. Walaupun sudah mulai dapat
berpikir secara logis, namun anak masih mendapatkan kesulitan untuk berpikir
secara abstrak.
d.
Tahap Formal Operasional.
Periode yang berada saat usia anak memasuki 12 tahun hingga dewasa. Anak sudah
mulai dapat berpikir secara hipotetis, yaitu menggunakan kemampuan hipotesis
secara relevan untuk memecahkan berbagai masalah. Anak juga sudah mampu
menampung berbagai hal yang sifatnya abstrak, seperti pelajaran matematika dan
lain-lain.
3. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Tahap ini
terjadi ketika anak berusia 0-1 tahun. Pada tahap ini anak berkomunikasi dengan
mengoceh kepada orang tuanya atau orang terdekatnya. Anak menerima stimulus
dari luar dengan pasif, namun akan dapat menunjukkan respon yang berbeda pada
tiap orang. Misal, anak akan tersenyum kepada ayah atau ibunya, tetapi bisa
juga menangis ketika didekati orang yang belum ia kenal.
4. Perkembangan Sosio-Emosional Anak
Usia Dini
Lingkungan dan
pengalaman akan menentukan apakah seseorang akan mengembangkan karakter yang
positif atau negatif sebagai hasil dari pengalamannya terhadap berbagai konflik
tersebut.
D.
Prinsip
Perkembangan Anak
Untuk mengetahui bagaimana bentuk pola
perkembangan anak, maka ada 10 prinsip-prinsip perkembangan yang akan digunakan
sebagai acuan dalam mengetahui perkembangan anak.[4]
1.
Perkembangan menyangkut perubahan. Tujuan
perkembangan tersebut adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuaan bawaan.
2.
Perkembangan awal lebih penting daripada
perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses
belajar dan pengalaman.
3.
Perkembangan menekankan kenyataan bahwa
perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan
yang menetapkan batas perkembangan.
4.
Perkembangan
adalah pola yang dapat diramalkan,
walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi
lingkungan dimasa pralahir dan pascalahir.
5.
Perkembangan
mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan.
6.
Perkembangan bahwa terdapat perbedaan individu
dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena
kondisi lingkungan.
7.
Perkembangan adalah bahwa terdapat periode dalam pola
perkembangan yang disebut pola pralahir, masa neonatus, masa bayi, masa
kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak dan masa puber.
8.
Perkembangan adalah adanya harapan social untuk setiap
periode perkembangan.
9.
Perkembangan adalah bahwa setiap bidang perkembangan
mengandung kemungkinan bahaya baik
fisik maupun psikologis yangn dapat mengubah pola perkembangan.
10. Perkembangan adalah bahwa kebahagiaan bervariasi pada
berbagai periode dalam pola perkembangan.
E.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak[5]:
1. Faktor
heriditer/genetic. Adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan
secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial maupun spiritual.
2. Faktor
lingkungan/eksternal. Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi
individu setiap hari mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi
tercapainya atau tidak
potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya.
3. Faktor
status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status
sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya
dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang
rendah.
4. Faktor
nutrisi.
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila
kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat
terhambat.
5. Faktor
kesehatan.
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak
dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah.
Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi
perlambatan.
F.
Teori-Teori Ilmu Psikologi Perkembangan
Berikut ini ada beberapa teori di dalam ilmu psikologi perkembangan[6] :
1. Teori Psikodinamik
Teori ini
menjelaskan mengenai hakikat serta perkembangan kepribadian seseorang.
Unsur-unsur penting yang dijelaskan dalam teori ini adalah emosi, motivasi,
serta faktor-faktor lainnya. Di dalam teori ini juga dijelaskan jika
perkembangan kepribadian akan disebabkan oleh konflik-konflik yang umumnya
terjadi pada masa kanak-kanak.
Untuk teori
yang dikembangkan oleh Freud, menyatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
terpengaruh dari masalah pada alam bawah sadar. Secara tak langsung,
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi
kehidupan di masa selanjutnya. Dalam teorinya, Freud menjelaskan jika
kepribadian manusia terdiri dari 3 struktur yaitu id, ego, dan super
ego. Id merupakan kepribadian individu yang sebenarnya, Ego
merupakan kepribadian yang terbentuk akibat tuntutan realita, sedangkan Super
Ego merupakan badan moral kepribadian seseorang.
Sedangkan
menurut Erikson, lebih teliti dalam menguraikan serta memperluas dari struktur
psiko analisis
yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Freud dan merumuskannya kembali yang di
sesuaikan dengan dunia modern. Menurut Erikson, kepribadian seseorang terbentuk
melalui seluruh tahapan psikososial yang dialaminya sepanjang hidupnya.
Masing-masing tahap tentunya terdapat perkembangan yang khas dan mengharuskan
seseorang tersebut untuk menghadapinya.
2. Teori Kognitif
Di dalam teori
kognitif, didasarkan pada asumsi jika kemampuan kognitif merupakan hal yang
fundamental serta dapat membimbing perilaku
anak.
Kemudian, di
dalam teori kognitif, terdapat dua teori yang mendominasi yaitu kognitif Piaget
serta teori pemrosesan informasi. Untuk teori kognitif Piaget, merupakan teori
yang menjelaskan tentang bagaimana seorang anak dapat beradaptasi
serta menginterpretasikan hal-hal yang ada di sekitarnya. Bagaimana anak
tersebut dapat mengenali, mempelajari, serta mengelompokkan objek-objek dibahas
di dalam teori ini.
3. Teori Kontekstual
Istilah konteks
yang dimaksudkan disini adalah untuk menunjukkan suatu kondisi yang
mengelilingi sebuah proses mental yang mana dapat mempengaruhi siginifikasi
atau maknanya. Teori kontekstual lebih memandang perkembangan sebagai sebuah
proses yang terbentuk dari berbagai proses timbal balik antara anak dengan
konteks perkembangan sistem fisik, budaya, histori, sosial yang mana terjadi di
dalam proses tersebut.
4. Teori Perilaku (Behaviour) dan
Belajar Sosial
Di dalam teori
behaviour (perilaku) lebih menekankan jika kognisi tidak penting ketika
memahami perilaku. Menurut B.F Skinner yang merupakan pakar behaviouris ternama,
perkembangan merupakan perilaku yang dapat diamati serta ditentukan oleh hadiah
atau hukuman yang didapatkan dari lingkungan.
Sedangkan dalam
teori belajar sosial yang dikembangkan Albert Bandura dkk, meskipun proses
kognitif sangat penting namun lingkungan menjadi faktor yang paling penting
dalam mempengaruhi perilaku individu.
BAB III
PENUTUP
Seperti yang kita ketahui bahwa
setiap kegiatan harus bertujuan. Sama halnya dengan mempelajari psikologi
perkembangan anak didik yang memiliki tujuan diantaranya sebagai berikut[7] :
1. Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan
tingkat usia/perkembangannya.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase
perkembangannya.
3. Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat
perkembangan tertentu.
4. Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang akan dihadapi anak.
5. Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan
metode yang sesuai dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
6. Memberikan, mengukur, dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku
serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang
mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak dimana
saja dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
7. Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik
secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
8. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan,
atau masa perkembangan tertentu.
9. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang
menimbulkan reaksi yang berbeda.
10. Mempelajari penyimpangan
tingkah laku yang dialami seseorang seperti kenakalan, kelainan-kelainan dalam
fungsionalitas inteleknya, dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-perkembangan
|
https://dosenpsikologi.com/teori-psikologi-perkembangan
|
http://konteseoblog.blogspot.com/2011/08/definisi-psikologi.html
|
[1]
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
[2]
http://konteseoblog.blogspot.com/2011/08/definisi-psikologi.html
[3]
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-perkembangan
[4]
http://plsbersinergi.blogspot.com/2014/05/prinsip-prinsip-perkembangan-anak-usia.html
[7]
https://nuraisyahaini.wordpress.com/2016/12/01/tujuan-fungsi-dan-manfaat-psikologi-perkembangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar